Mubaligh merupakan saka guru yang berarti sebuah elemen yang penting untuk mengisi masjid dan musala.
Penegasan itu disampaikan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fathurrahman Kamal dalam Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang Pedoman Masjid dan Mushola secara daring, Rabu (7/8/2024).
“Tidak cukup hanya memiliki masjid yang infrastrukturnya lengkap tanpa kita mempunyai mubaligh yang berkualitas untuk mengisi masjid tersebut,” jelas Fathurrahman
Maka dari itu, terang dia, saat ini majelis tabligh berencana memprioritaskan untuk menyusun kurikulum dan silabus dakwah, baik dibidang akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah yang saat ini tercecer dalam berbagai sumber rujukan resmi perserikatan agar dapat dikompilasikan dan disusun secara komprehensif.
Fathurrahman menyebutkan bahwa langkah-langkah profesional dan taktis tersebutlah yang harus dijadikan visi dan misi agar dapat membina dan menciptakan umat yang berkualitas.
Lalu, model kolaborasi dan sinergi yang konkret antara majelis dan lembaga diharapkan tidak hanya terjadi di tingkat pusat, melainkan juga pada tingkat wilayah dan daerah sehingga sinergi Muhammadiyah bisa semakin baik.
“Inkubasi kader mubaligh perlu ditingkatkan dan melibatkan seluruh tingkat organisasi Muhammadiyah, di mana satu wilayah wajib mengirimkan minimal satu kader dengan kualifikasi yang telah ditentukan dan majelis tabligh juga diharapkan dapat menyisir kader-kader potensial yang bisa dikirimkan ke luar negeri untuk memperoleh pendidikan lanjutan,” papar dia.
Fathurahman juga menyampaikan bahwa majelis tabligh akan melaksanakan mandat dengan berusaha mencetak 360 dai berkualitas untuk 3 tahun ke depan yang sesuai dengan kualifikasi dan segera melakukan percobaan untuk mencari 12 orang dalam waktu satu bulan ini.
“Sinergi dan kolaborasi kemuhammadiyahan diharapkan dapat memacu semangat untuk mencapai tujuan bersama dalam peningkatan masjid dan mushola Muhammadiyah,” tandas dia. (bhisma)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News