Menghidupkan Spirit Profetik dan Keberkahan Hidup
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari

Nabi Muhammad sangat istimewa di mata para sahabat, sehingga ketika terdengar kabar rasul terbaik ini meninggal, maka para sahabat sangat sedih, hingga situasi kota Madinah digambarkan seakan meredup, kehilangan cahaya. Keistimewaan Nabi Muhammad begitu sempurna karena spirit hidupnya mengajak kaumnya mengikuti jalan menuju surga. Hal inilah yang membuat keberadaan beliau benar-benar sebagai kenikmatan terbesar bagi umat manusia.

Berpegang teguh pada ajaran nabi inilah yang membuat kehidupan para sahabat, dan generasi yang menjadikannya sebagai teladan, hidup dalam keberkahan. Keberkahan hidup itu ditandai dengan kesucian jiwa dan ketulusan mereka tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip ajaran yang disampaikan Nabi sehingga mereka menjadi generasi emas dan panutan generasi berikutnya.

Teguh Pada Ajaran

Berpegang teguh pada ajaran Islam hingga akhir hayat, merupakan jalan keselamatan. Karena ada sekelompok manusia yang taat pada seluruh ajaran Nabi hanya ketika beliau hidup, dan mereka ingkar ketika mendengar kematiannya. Oleh karenanya Abu Bakar menjadi pelopor dalam memerangi kelompok yang menolak berbaiat kepada ajaran Islam pasca kematian Nabi.

Dalam Islam, berpegang teguh pada ajaran, bukan pada sosok nabi merupakan hal yang prinsip. Karena sosok nabi pada akhirnya meninggal sementara ajaran akan terus berlangsung dan tidak akan mati. Al-Qur’an menekankan kepada kaum muslimin untuk tetap berpegang teguh pada ajaran nabi meskipun nabi telah meninggal dunia. Hal ini ditegaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :

وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌ ۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ئِنْ مَّا تَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰۤى اَعْقَا بِكُمْ ۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْــئًا ۗ وَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ

“Dan Muhammad hanyalah seorang rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, maka dia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran :  144)

Nabi sebagai teladan hidup merupakan cermin atau contoh dari ajaran yang dibawanya. Kehidupan beliau dijadikan contoh bagi pengikutnya. Nabi Muhammad menjadi contoh manusia yang sempurna sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Qur’an dan itudilihat oleh para sahabat.

Bagaimana beliau cara bergaul dengan manusia, keluarga, atau orang terdekat, semuanya tergambar dengan jelas. Termasuk bagaiman nabi bertransaksi ekonomi, memimpin (berpolitik), serta bermuamalah dengan Tuhan, telah tergambar jelas dalam sosok Nabi Muhammad.

Begitu sempurnanya kepribadian Nabi Muhammmad, sehingga ketika beliau dipanggil Allah (meninggal), seolah-olah bangunan itu runtuh. Namun sosok Abu Bakar sangat sempurna dalam memahami ajaran Islam, sehingga tetap tegar dan berdiri paling depan dalam memperingatkan umat akan kesempurnaan Islam, serta mengingatkan bahwa meninggalnya Nabi Muhammad bukan akhir dari ajaran Islam.

Kesadaran inilah yang menggerakkan Abu Bakar untuk memerangi beberapa kelompok yang ingin melepaskan diri dari Islam seiring dengan kematian Nabi. Abu Bakar menyadari betul bahwa mereka yang ingin melepaskan ajaran Nabi akan mempengaruhi generasi-generasi berikutnya.

Ketika kelompok menolak membayar zakat, maka suatu saat akan muncul kelompok lain yang akan melepaskan ajaran salat, puasa dan haji. Disinilah jasa besar Abu Bakar dalam membentengi umat dari penyimpangan agama, dan mengajak umat Islam teguh dalam memegang erat ajaran Islam pasca kematian rasul terbaik ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini