UM Surabaya

Islam Sebagai Pembersih Jiwa

Islam datang untuk menyempurnakan akhlaq sebagaimana yang telah dicontohkan nabi. Nabi telah memberi contoh akhlaq terbaik kepada umatnya, dan generasi berikutnya akan meneladaninya dan mewariskannya pada anak keturunannya. Nabi pun menegaskan bahwa semua perbuatan manusia akan mendapatkan balasan sesuai dengan kadar baik-buruknya. Ketika menjalankan ajaran agama sesuai dengan apa yang disampaikan nabi, maka dia akan mendapatkan kebaikan, dan sebaliknya ketika enggan menjalankan perintah, akan mendapatkan keburukan.

Keberadaan nabi diperuntukkan agar manusia mendengarkan ajaran yang dibacakan kepada mereka. Hal ini untuk mensucikan jiwa  agar bersih dari berbagai kotoran, sehingga memberi jalan untuk berbuat kebaikan di dunia ini. Ketika hati dan jiwa bersih, maka manusia akan mudah berbuat baik. Sebaliknya ketika jiwa kotor, maka justru menghasilkan perbuatan maksiat dan menimbulkan berbagai praktek kejahatan.

Dengan demikian, keberadaan nabi di tengah umatnya adalah untuk mensucikan diri sehingga berbeda dengan orang yang lain yang tertumpuk dengan berbagai praktik kejahatan yang menyesatkan dirinya. Al-Qur’an menegaskan bahwa keberadaan Nabi adalah untuk membebaskan manusia dari kegelapan dan mendorong hati manusia bersinar sehingga mengeluarkan dari berbagai perbuatan yang mengarah pada penyimpangan. Hal ini diabadikan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya :

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَا لْحِكْمَةَ ۚ وَاِ نْ كَا نُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali ‘Imran : 164)

Berpegang teguh pada spirit profetik telah membawa keberkahan hidup sebagaimana yang telah dialami para sahabat. Sebelum mengenal Islam, para sahabat hidup dalam keterbelakangan, ketertindasan, dan kesengsaraan serta terabaikan dari peradaban manusia. Namun ketika mereka berpegang teguh pada ajaran Islam, mereka menjadi bangsa yang slam terdepan, merdeka dan menegakkan keadilan di tengah masyarakat.

Islam pada era sahabat dikenal sebagai generasi emas, karena menjadikan ajaran Nabi sebagai pondasi dan rujukan dalam mengatur kehidupan keluarga, masyarakat, dan bernegara. Di era kepemimpinan sahabat inilah Islam berhasil meruntuhkan kekuasaan Romawi dan Persi yang sebelumnya menjadi kekuatan yang tak tertandingi sepanjang sejarah pra-Islam. Inilah keberkahan hidup di era Islam ketika umat Islam berpegang pada spirit profetik.

Surabaya, 8 Agustus 2024.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini