*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“This disaster is a warning and warning from Allah to humans to return to Him”
(Musibah ini merupakan teguran dan peringatan dari Allah kepada manusia untuk kembali kepada-Nya)
Musibah atau bencana seringkali datang tanpa diduga dan bisa merusak keadaan hidup seseorang.
Namun, dalam pandangan agama Islam, musibah sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai momen muhasabah diri dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ.ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ.أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. Al- Baqarah:155-157)
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa surat QS. Al-Baqarah ayat 155-157 mengandung esensi, yaitu:
a) Setiap manusia akan mendapatkan ujian dari Allah SWT, baik berupa kesenangan ataupun kesulitan.
b) Setiap manusia dalam menghadapi ujian dari Allah SWT hendaknya bersabar dan berpikir positif.
Dalam hadis, Rasulullah saw juga mengajarkan untuk bersabar dan berdoa ketika mengalami musibah. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah saw bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim No. 2999)
Bagi seorang Mukmin, tertimpa musibah dan mendapatkan kesenangan adalah sama-sama baik akibatnya, karena keduanya merupakan ujian.
Sebagaimana suatu musibah, jika dihadapi dengan sabar, itu adalah kebaikan dan sebab pahala.
Demikian pula kesenangan, jika dihadapi dengan syukur, itu juga kebaikan yang diiringi pahala.
Mari jadikan musibah bisa menjadi momen untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Kita bisa merenungkan, apakah dosa-dosa yang telah kita lakukan atau kebiasaan buruk yang harus kita perbaiki.
Dalam situasi sulit, kita juga bisa membantu orang lain dan mempererat tali silaturahmi.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa dalam agama Islam, musibah sebenarnya bisa menjadi panggilan untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki diri.
Oleh karena itu, saat mengalami musibah, mari bersabar dan berdoa kepada Allah SWT.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News