Zikir, Penjaga Lisan dari Keburukan
foto: quranexplorer
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Al-Imam Ibnul Qayyim rohimahullahu Ta’ala berkata:

أنَّه سبب اشتغال اللسان عن الغِيبة، والنَّمِيمَة، والكذب، والفحش، والباطل؛ فإنَّ العبد لا بدَّ له من أن يتكلم، فإن لم يتكلَّم بذكر الله تعالى وذكر أوامره، تكلَّم بهذه المحرمات، أو بعضها.
ولا سبيل إلى السلامة منها ألبتة إلا بذكر الله تعالى.

Berzikir adalah sebab sibuknya lisan dari:

* ghibah,
* namiimah (adu domba),
* dusta,
* ucapan kotor, dan
* ucapan batil.

Sebab, seorang hamba pasti akan berbicara. Jika dia tidak berbicara dengan dzikir kepada Allah dan perintah-perintah-Nya, dia akan membicarakan sebagian atau semua hal-hal yang haram tersebut.

Tidak ada satu pun jalan yang dapat menyelamatkannya dari hal-hal tersebut melainkan dengan berzikir kepada Allah.

والمشاهدة والتجربة شاهدان بذلك، فمن عوَّد لسانه ذكر الله، صان لسانه عن الباطل واللغو، ومن يبَّس لسانه عن ذكر الله تعالى، ترطَّب بكلِّ باطل ولغو وفحش، ولا حول ولا قوة إلا بالله.

“Kenyataan dan pengalaman cukup sebagai bukti. Barang siapa membiasakan lisannya untuk berzikir kepada Allah, lisannya akan terjaga dari ucapan yang batil dan sia-sia.

Sebaliknya, barang siapa yang lisannya kering dari berzikir kepada Allah, lisannya akan basah dengan ucapan batil, sia-sia, dan kotor.

Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah.” (Al-Wabil Ash-Shoyyib, hlm 87). (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini