Fokus Mendapat Hasil Terbaik, Bukan Meratapi Kesulitan
foto: getty images
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Apa pun yang kita lakukan, selalu ada orang yang akan mencaci dan membenci, serta ada pula yang akan memuji dan membela. Ini adalah bagian dari dinamika sosial dan opini pribadi. Fokuslah pada niat baik dan perbuatan kita. Bukan pada penilaian orang lain.

Jangan terlalu fokus pada aib orang lain. Alihkan perhatian kita untuk introspeksi dan memperbaiki diri sendiri.

Jika mengungkapkan kejahatan dianggap sebagai kejahatan, berarti negara tersebut sudah dikuasai oleh penjahat.

Dalam keadaan ini, transparansi dan penegakan hukum menjadi terancam, dan masyarakat tidak bisa mendapatkan keadilan yang sebenarnya.

Orang bijak takut akan ketenaran dan viral karena bisa mengundang masalah dan konflik. Sama seperti mereka takut akan keonaran.

Ketenaran sering kali membawa dampak negatif, seperti tekanan sosial dan kritik, yang bisa mengganggu kedamaian dan stabilitas hidup. #esaygoing

Orang yang memahami kemuliaan Allah akan memperlakukan makhluk-Nya dengan hormat dan menunjukkan akhlak baik.

Sebaliknya, menjatuhkan atau merendahkan orang lain menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kebesaran Allah. Akhlak yang baik mencerminkan pemahaman mendalam tentang Allah.

Dunia seperti secangkir kopi mengandung rasa pahit dan manis. Nikmati setiap momen dan fokuslah pada bagaimana mendapatkan yang terbaik dari setiap situasi, bukan meratapi kesulitan.

Iblis diusir dari surga karena kesombongannya, merasa lebih unggul dari Adam dan menolak sujud sesuai perintah Allah.

Sebaliknya, manusia belum pernah berada di surga dan kesombongan mereka seringkali muncul dalam perilaku sehari- hari, seperti merasa lebih baik, mengabaikan aturan, atau merendahkan orang lain.

Guru yang tawadu, meski memiliki derajat tinggi di hadapan Allah dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, tetap rendah hati.

Jabatan, gelar, dan harta adalah titipan Allah. Tidak bernilai di hadapan-Nya. Yang penting adalah sikap tawadu dan amal ibadah kita.

Sikap guru adalah “Saya hanya berkhidmat pada Anda,” menekankan bahwa posisi bukanlah yang utama. Yang penting adalah melayani dan memahami umat dengan berbagai karakter dan latar belakang, serta memberikan bimbingan terbaik.

Insya Allah bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini