Sesama Penikmat Telaga Muhammadiyah Tak Perlu Saling Fitnah
As'ad Bukhari,
UM Surabaya

*) Oleh: As’ad Bukhari, S.Sos., MA,
Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan

Kehidupan dalam Muhammadiyah tak lepas dari suka duka dan pasang surut dalam berdakwah, termasuk ketika menghadapi suatu masalah.

Ketika seseorang berorganisasi, tentu akan banyak belajar untuk menerima perbedaan pendapat bahkan bila pendapat tidak diterima sekalipun.

Namun juga tidak hanya itu, bagi yang lain ketika berorganisasi bilamana ide gagasan lebih banyak diterima sebagai keputusan bersama tidak lantas menjadi egois dan arogan berorganisasi. Semua saling mengisi karena masih satu tujuan dalam identitas keorganisasian.

Di Muhammadiyah pun pasti akan dirasakan yang namanya kontestasi, kompetisi, diskusi, perdebatan dan juga perbedaan dalam menentukan prinsip yang membuat terkadang sedikit menjadi renggang.

Akan tetapi hal itu seiring berjalannya waktu dan kebijaksanaan semakin dalam, semua tetap kan kembali menyatu bersama pada kesempatan yang lain ketika adanya kegiatan program Muhammadiyah yang dijalani.

Bagi yang baru memasuki atau memahami biasanya akan terheran atu terkejut, yang terkadang memang tidak memilih ingin aktif dalam struktural Muhammadiyah karena lebih merasa nyaman sebagai warga kultural Muhammadiyah.

Salah satu tujuan berorganisasi di Muhammadiyah adalah dakwah amar makruf nahi mungkar dengan menjalankan ajaran Islam.

Namun hal ini bisa menjadi kontradiksi bila ternyata prinsip ini tidak bisa diamalkan di dalam Muhammadiyah itu sendiri jika adanya perselisihan, perpecahan dan perdebatan yang tak kunjung selesai karena sakit hati yang mendalam hingga diingat sampai mati.

Padahal, dosa manusia saja selalu dihapus setiap tahun setiap idul fitri ditambah bila mengamalkan pusa sunah yang memiliki fadilah diampuni dosa bahkan sampai lama.

Hanya karena ada penilaian dan juga karena masukan tidak diterima sampai membuat hati sempit, pikiran panas dan jiwa membara bila bertemu.

Seharusnya sebagai orang Muhammadiyah yang paham ajaran Islam dalam berorganisasi, harusnya situasi iru sudah selesai karena lebih fokus untuk banyak bekerja beramal dan tak perlu banyak bicara jika hanya bualan kosong.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini