Kebahagiaan Hakiki Ditentukan Tiga Hal Ini
foto: seekersguidance
UM Surabaya

*) Oleh: Ferry Is Mirza DM

Ada yang tidak memamerkan kebahagiaannya di media sosial karena memang dia tak memiliki sesuatu yang wah untuk di-share.

Ada yang tak suka pamer karena dia merasa hal yang ia miliki tak sekeren teman-teman medsosnya.

Ada yang tidak pamer karena menjaga perasaan orang lain.

Ada pula yang tidak pamer karena dia paham bahwasanya dia tidak butuh pengakuan orang lain untuk hidup bahagia.

“Sesungguhnya kebahagiaan itu letaknya di hati, dan tak akan pernah tercapai kebahagiaan hakiki bagi mereka yang tak memiliki iman, takwa dan rasa qona’ah di dalam hati.”

Dakwah itu proses yang misterius, karena hasilnya hanya Allah yang tahu. Tentu saja kita belajar uslub-uslub terbaik yang di coach oleh dai-dai senior terbaik, bahkan sebagiannya adalah veteran di medan-medan jihad terbaik, namun tetap saja hidayah itu milik Allah. Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki dan menahannya dari siapa yang Dia kehendaki.

Oleh karena itu, ada nabi yang berdakwah hampir seribu tahun. Nabi Nuh dan pengikutnya yang hanya sejumlah orang yang muat dalam bahteranya.

Ada juga nabi yang dihalangi agar tidak bicara ke umatnya, awalnya tak seorang pun dari umatnya yang mendengarnya, apa lagi mengikutinya.

Saking frustrasinya, dia akhirnya meninggalkan mereka dan pergi seorang diri, yaitu Nabi Yunus, namun dakwah akhirnya menemukan jalannya sendiri.

Nabi Yunus diberi berbagai kemusykilan, sehingga akhirnya dia dikembalikan kepada umatnya dan saat itu umatnya sudah mendapat hidayah, bertobat, beriman dan menjadi pengikutnya.

Allahu Akbar…

Karena itu saudaraku, mari kita berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Semua yang kita hadapi, pekerjaan yang hasilnya besar ataupun kecil, dakwah yang menyenangkan ataupun menyusahkan, keluarga besar yang mendukung ataupun menghalangi,
respons yang didapat makin memperkuat atau justru mengancam dan jumlah subscriber kita yang banyak ataupun sedikit, itu semua adalah ujian yang Allah hadirkan untuk menilai, siapa yang ke depannya akan lebih baik amalnya.

Jadi tidak perlu dibanding-bandingkan
Kalau dibanding-bandingkan saya pasti kalah …

Insya Allah, Allah menyatukan hati kita, menyatukan pikiran kita, menyatukan perbuatan kita dan menyatukan kita di surga bersama para pejuang Islam, bersama para sahabat radhiyallahu anhuma dan bersama para Nabi. Aamiin.

Insya Allah bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini