UM Surabaya

Kerap kali dinamika dan polemik sesama kader Muhammadiyah atau warga Muhammadiyah itu karena persoalan yang cukuplah disikapi dengan santai, bijak, elegan, tenang, dan penuh keharmonisan.

Berbeda bukan berarti musuh yang seakan ingin dibunuh, selalu tanpa bersama sepakat pun juga tak jaminan selalu dekat bagaikan perekat lem.

Sebab, bisa saja juga terpisah. Artinya, segala sesuatu itu kembalikan hanya kepada Allah semata, tanpa harus memaksakan diri apalagi sampai muncul arogansi dan egoisme berorganisasi.

Apalagi di Muhammadiyah itu sudah banyak buku-buku panduan dan ilmu pengetahuan tentang semua persoalan dan problematika Muhammadiyah ditorehkan.

Perselisihan itu tak perlu diperbesar sampai pada kerusakan antar sesama warga Muhammadiyah karena akan rugi waktu, tenaga dan upaya lain yang jauh lebih urgensi untuk Muhammadiyah itu sendiri.

Perselisihan yang sering terjadi di Muhammadiyah berkaitan dengan kader, amal usaha, struktur pimpinan, pengelolaan organisasi dan perbedaan pendapat.

Dari semua perselisihan itu selalu yang muncul ketika yang satu merasa paling unggul, yang satunya merasa paling berjasa, yang satunya lagi merasa paling banyak berbuat, yang satunya lagi pun merasa paling senior pengabdi, terus satunya merasa paling cekatan, bahkan terus yang merasa segalanya pun ada.

Perselisihan itu hanya mencari ujung pembenaran dan sikap paling benar dalam memberikan sumbangsih ide, gagasan, program, pengalaman, prestasi, jasa dan sebagainya.

Jika didalami lebih berakal dengan nalar, ternyata pada dasarnya perselisihan hanya untuk membawa Muhammadiyah sesuai keinginan pribadi tak mesti berjalan dengan baik.

Bahkan bisa berantakan yang akhirnya semua kacau balau dan yang kekeh keras kepala juga tak ingin disalahkan sepenuhnya akibat dari polemik dan perselisihan yang tak pernah kunjung selesai.

Seharusnya, sesama orang Muhammadiyah itu memang tak perlu berselisih yang mengakibatkan harmonisasi luntur, kekeluargaan pecah dan solidaritas pudar. Padahal, tujuan utamanya masih sama, yakni memajukan Muhammadiyah untuk semesta.

Kalaupun perselisihan tak bisa dihindari, setidaknya jangan sampai mengarah pada urusan privasi, keluarga pribadi, aib personal maupun membawa orang lain untuk urusan dukung mendukung dan bela membela layaknya bocah kecil mencari gerombolan untuk menang secara kuantitas dalam perkelahian.

Jangan sampai perselisihan membuat nama baik Muhammadiyah buruk dan amal usaha Muhammadiyah menjadi lemah. Perlu upaya menjalin keakraban dan juga kehangatan menuju jalan dakwah Islam yang berkemajuan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini