Kiprah Muhammadiyah Nyata, Bukan Sekadar Majelis Doa
Peluncuran Universitas Muhammadiyah Sampit.
UM Surabaya

Di usia ke-110 tahun, puluhan ribu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, dan pemberdayaan masyarakat telah merentang ke seluruh Tanah Air, bahkan hingga kawasan terjauh dan pelosok.

Persyarikatan Muhammadiyah diketahui juga memiliki beberapa AUM di luar negeri. Misalnya Universitas di Malaysia, TK-SMP di Australia, dan TK ABA di Mesir dan Malaysia.

Di kawasan Indonesia Timur, yakni NTT dan Papua, mayoritas siswa di lembaga pendidikan Muhammadiyah adalah beragama non muslim.

Saat ini, Muhammadiyah juga tengah merintis pendirian rumah sakit di Timika, Jayapura, dan Sorong.

Apa yang dilakukan Muhammadiyah itu adalah buah dari melaksanakan perintah Islam.

Muhammadiyah yang berdiri 1912 sebelum Republik Indonesia merdeka dan bahkan ikut membidani kemerdekaan dan terus berkiprah, berikhtiar bersama komponen bangsa yang lain memajukan bangsa dan mencerahkan semesta.

Hal ini sesuai dalam misi wa maa arsalnaka illa rahmatan lil alamin tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, golongan bahkan pilihan politik.

Muhammadiyah giat beramal nyata karena memahami Islam sebagai agama yang membawa misi dakwah dan tajdid (pencerahan) bagi terciptanya peradaban manusia unggul.

Sejak masa paling awal, Muhammadiyah bahkan melawan tabu dengan ikut serta menggerakkan perempuan dalam beramal sosial.

Hasilnya, organisasi Aisyiyah menjadi satu-satunya organisasi perempuan Islam di Indonesia yang memiliki dan mengelola tiga buah universitas secara mandiri.

Lewat pemahaman agama yang sahih, Muhammadiyah sejak lahirnya telah berbuat nyata untuk kemaslahatan masyarakat tanpa pandang perbedaan latar belakang.

Di masa darurat pandemi, kiprah Muhammadiyah dalam berjuang melawan Covid-19 juga diakui oleh dunia internasional.

Poin-poin tersebut sekaligus menegaskan bahwa organisasi Islam tidak seperti yang selama ini dipahami oleh masyarakat awam secara peyoratif, yakni hanya sebagai majelis atau perkumpulan doa.

Poin penting yang kami sampaikan adalah tasyakur bi nikmah, bukan takabur. Bahwa organisasi Islam, organisasi keagamaan tidak hanya bergerak dalam soal keyakinan dan ibadah.

Tapi juga berbuat yang terbaik membangun peradaban hidup manusia secara kolektif dan bersama.

Untuk menunjukkan betapa relasi Muhammadiyah dengan masyarakat luas yang plural, majemuk, tidak dalam kata-kata, retorika dan jargon.

Tapi Muhammadiyah bisa membuktikan dalam karya-karya nyata yang membawa persatuan dan kemajuan hidup bersama.(*)

(Disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir dalam pidato peluncuran Universitas Muhammadiyah Sampit, 16 Mei 2023)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini