UM Surabaya

Penguasa itu berada di balik penyembahan berhala yang telah berakar kuat, sehingga ingin membunuh nyawa para pemuda yang berpegang teguh pada tauhid.

Dengan berlindung di dalam gua itu, maka Allah menjaga dengan menidurkannya selama tiga ratus sembilan tahun.

Pertolongan Allah terhadap mereka yang bertauhid ini diperjelas oleh Ibnu Katsir ketika menjelaskan perihal penduduk yang beriman di era Nabi Yunus, sehingga Allah menyelamatkan dari azab-Nya.

Hal ini sebagaimana disebutkan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ اٰمَنَتْ فَنَفَعَهَآ اِيْمَانُهَآ اِلَّا قَوْمَ يُوْنُسَۗ لَمَّآ اٰمَنُوْا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنٰهُمْ اِلٰى حِيْنٍ

“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS.Yunus : 98)

Di sini menunjukkan pertolongan Allah pada kaum Nabi Yunus yang terhindar dari adzab ketika iman menempel kuat di dalam hati mereka.

Mereka awalnya menyembah berhala dan Nabi Yunus memberi nasehat untuk bertauhid dan mengagungkan Allah dengan meninggalkan berhala-berhala yang selama ini menjadi sandaran hidupnya.

Pada saat itu, masyarakat menolak nasehat itu, sehingga Nabi Yunus merasa putus asa, hingga meninggalkan masyarakatnya.

Ketika Nabi Yunus meninggalkan tempat itu dengan mengancam akan datang musibah dari Allah, maka mereka pun sadar.

Kesadaran kolektif untuk mengangungkan Allah dan meninggalkan berhala telah mendatangkan pertolongan Allah dengan menyelamatkan dari bencana yang mengancamnya.

Pertolongan Allah terhadap kaum Nabi Yunus itu sebagai konsekuensi atas teguhnya nilai-nilai tauhid dengan meninggalkan penyembahan berhala.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini