UM Surabaya

Hal ini selaras dengan narasi Al-Qur’an bahwa hamba yang bertauhid secara kokoh akan membuahkan karunia berupa rahmat dari langit dan bumi. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya :

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96)

Ketika penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa dimana hati mereka beriman kepada apa yang disampaikan oleh rasul-rasul, maka Allah akan melimpahkan berbagai kenikmatan.

Dengan bertakwa berarti membenarkan dan mengikuti kebenaran dengan mengerjakan amal-amal ketaatan serta meninggalkan semua yang diharamkan-Nya. Hal inilah yang akan mendatangkan berkah dari langit dan bumi.

Limpahan rejeki itu berupa hujan dari langit sehingga menumbuhkan berbagai tetumbuhan dari bumi sehingga melimpah rejeki di berbagai belahan bumi.

Namun dalam kebanyakan, masyarakat mendustakan peringatan Allah. Hal ini berkonsekuensi lahirnya berbagai musibah dengan menimpakan kebinasaan atas mereka.

Keberkahan yang diperoleh hamba-hamba-Nya merupakan konsekuensi dari janji Allah ketika suatu masyarakat bertakwa secara sungguh-sungguh dan menyandarkan hidupnya secara total kepada-Nya.

Hal ini ditegaskan Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:

وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦ ۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Aţ-Ţalāq : 3)

Kokohnya tauhid mendorong hamba untuk menyandarkan hidupnya kepada Allah sambil memproduksi amal kebaikan dan menjauhkan diri dari maksiat.

Penyandaran diri seorang hamba yang kuat kepada Allah itulah yang menggerakkan Allah untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan rezeki yang tak disangka-sangka. (*)

Surabaya, 13 Agustus 2024

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini