*) Oleh: As’ad Bukhari, S.Sos, MA
Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan
Sebagai orang Muhammadiyah sudah seharusnya banyak belajar memahami segala hal daripada harus mencari sesuatu yang tidak ada gunanya untuk persyarikatan. Apalagi bila menjadi orang yang justru sering menjatuhkan dan merendahkan persyarikatan hanya karena masalah pribadi kepada seseorang tertentu karena kekecewaan.
Harus mampu bedakan mana persyarikatan Muhammadiyah dan mana orang Muhammadiyah, bila ada sesuatu yang dianggap tidak pas di mata, maka itu bukan karena Muhammadiyah-nya melainkan karena perbedaan pandangan oleh sesama orang Muhammadiyah.
Persyarikatan Muhammadiyah itu organisasi Islam yang mengajak kepada kebaikan, bila dirasa ditemukan sesuatu yang mengganjal jangan lantas merendahkan Muhammadiyah apalagi menghina dengan sebutan yang tidak beradab layaknya sudah debat politik. Padahal Muhammadiyah memiliki pedoman yang dapat membuat orang Muhammadiyah menjadi pribadi manusia yang baik sebagai insanul muhsin dan insanul karimah.
Yang namanya organisasi tentu di dalamnya banyak orang dengan berjuta isi kepala yang berbeda sekaligus latar belakang beragam. Sehingga membuat orang Muhammadiyah harus bijak dan egaliter dalam menyikapi persoalan-persoalan, karena tidak perlu terlalu emosional, reaksional dan kolonial cara pandangnya.
Dalam Islam juga diperintahkan untuk menjaga izzah sebagai harkat kehormatan agama agar tidak dilecehkan siapapun. Islam merupakan agama yang damai, selamat dan tenang, akan tetapi juga punya prinsip tekad jihad membela atau mempertahankan kalam ilahi dan kalam Rasul. Tidak tepat bila ada yang mengatakan Tuhan atau Allah tidak perlu dibela yang penting bela manusia, sebab dalam Islam Allah wajib dibela dan manusia pun wajib dibela untuk memanusiakan manusia agar manusiawi.
Di Muhammadiyah itu mengedepankan prinsip berkemajuan termasuk dalam hal hubungan relasi silaturahmi antar sesama orang Muhammadiyah, bukan malah memecah atau memperkeruh suasana. Jangan sampai orang Muhammadiyah malah terlihat menjadi berkemunduran, berketakutan dan berkejumudan di era yang semakin modern canggih serba mudah. Bermuhammadiyah tidak dengan tujuan materialistis walaupun tetap harus realistis, Bermuhammadiyah tetap harus idealis walaupun juga pragmatis, asalkan jangan Bermuhammadiyah oportunis semata, diskriminatif kader, dan juga destruktif mencari keributan terus. Posisikam diri dalam bermuhammadiyah itu semakin ridho, ikhlas, dan tawakkal kepada Allah.
Menjaga marwah Muhammadiyah adalah tugas semua orang Muhammadiyah untuk dapat melindungi nama baik persyarikatan ini yang akan berusia 2 abad. Pentingnya menjaga marwah Muhammadiyah agar tidak menjadi sejarah suram, sebab Muhammadiyah sebagai organisasi ini sangat baik dalam gerakan perjuangan dakwah di tanah air.
Harkat, martabat, dan marwah Muhammadiyah harus dijunjung tinggi sebagai bentuk kemaslahatan organisasi dalam membangun peradaban manusia yang berkemajuan. Jangan sampai justru orang Muhammadiyah sendiri yang merendahkan marwah Muhammadiyah hanya karena ego, arogansi dan kepentingan semata. Jangan pula samakan sikap Muhammadiyah layaknya seperti partai politik yang disikapi secara jalan politis, melainkan dengan jalan musyawarah ataupun silaturahmi sebagai bentuk pertukaran pandangan.