*) Oleh: Masro’in Assafani, MA,
Wakil Ketua PDM Lamongan
Larangan menghina sembahan orang musyrik merupakan etika dalam kehidupan beragama. Ini bagian dari realisasi petunjuk Al-Qur’an, bahwa tidak ada paksaan dalam agama.
Menghimpun dalam keberagaman agama sebagai ejawantanya kemanusiaan bagian dari saling menghormati sesama.
Namun ketauhidan yang kokoh tetaplah menjadi bangunan akidah orang-orang yang mengambil ruh dari surat Al-Ikhlas dan Surat Al-Kafirun.
Adapun petunjuk Allah SWT dalam menyikapi terhadap sembahan orang-orang musyrik sebagai berikut:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 108)
Kandungan Ayat
1. Larangan Memaki Sembahan Orang Musyrik: “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah.”
2. Akan Memaki Allah: “Karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan.”
3. Menganggap Baik: “Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.”
4. Kembali: “Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka.”
5. Amal Kebaikan: “Lalu Dia memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”
Asbabun Nuzul Ayat
“Mulanya, sambil menyebarkan Islam, beberapa sahabat Nabi saw menghina sesembahan kau musyrik.
Merasa terganggu dengan tindakan tersebut, mereka mengancam akan berbalik memaki Allah. Ayat ini lalu turun untuk melarang cara berdakwah yang demikian,”
Ibrah, pelajaran yang dapat di ambil:
1. Bimbingan yang sangat memukau, bagaimana tidak?
2. Ternyata ayat ini mendidik kita umat Islam pilihan Allah, dilarang memaki, menghina, mengolok-olok, merendahkan sesembahan agama lain.
3. Karena ketika melakukan makian kepada mereka, mereka akan semakin ngawur, membabibuta melecehkan Tuhan (Allah SWT).
4. Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan, bahwa para utusan Allah yang dimaki, dihina, riwayat-riwat juga demikian.
5. Tidak ada satupun utusan Allah memaki sembahan orang-oang musyrik.
6. Namun cukuplah rasul mendakwahinya tanpa menyinggung sesembahannya.
Catatan
1. Kalau memaki Tuhan orang-orang musrik saja tidak diperkenankan, bagaimana di dalam sesama Islam yang beda pendapat?
2. Imbas dari memaki, maka akan dimaki balik.
3. Inilah pelajaran agung agar tidak memaki kepada yang lain
Doa agar diwafatkan dalam keadaan Muslim:
رَبِّ قَدْ ءَاتَيْتَنِى مِنَ ٱلْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِى مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” (QS. Yusuf12; 101). (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News