*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Qarun tidak pernah tahu bahwa kartu ATM yang tipis yang ada di saku kita sudah cukup daripada semua kunci-kunci peti hartanya yang orang-orang paling kuat sekali pun sangat berat membawanya, sehingga akhirnya dia terkubur bersama hartanya.
Kisra, Raja Persia tidak pernah tahu jika sofa busa yang ada di rumah kita lebih menyenangkan daripada singgasananya.
Kaisar yang budak-budaknya mengipasinya dengan kipas dari bulu merak di atas kepalanya tidak pernah sekalipun melihat dan merasakan dinginnya AC yang ada di rumah kita.
Heraklius yang minum air dari botol porselen yang orang orang di sekitarnya merasa iri dengan kesejukan airnya, tidak pernah merasakan dinginnya air kulkas di rumah kita.
Khalifah Al-Manshur yang budak-budaknya menuangkan air panas ke air dingin sebagai campuran untuk mandinya, dan memandang dirinya dengan kebanggaan, tidak pernah sekalipun mandi dengan jacuzzy atau shower air panas seperti kita sekarang ini.
Orang-orang dulu berhaji dan mesti tinggal di atas unta selama satu bulan. Tidak seperti perjalanan haji kita yang hanya beberapa jam di atas pesawat ber-AC.
Kita hidup dalam kehidupan yang tidak pernah dilewati para raja, bahkan tidak pernah mereka impikan.
Tapi kebanyakan kita tetap merasa hidup penuh kesusahan dan kesempitan dan hanya merasa mendapat sedikit bagian dari nikmat Tuhan.
Semakin terbuka matamu,
Semakin sempit dadamu.
Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, pada agama dan dunia kami.
Kami tidak mampu menghitungnya sebagai mana kami tidak bisa menghitung pujian atas-Mu.
“Fabi Ayyi Aalaa Irabbikuma Tukadzdzibaan”
“Maka, Nikmat Tuhanmu yang manakah yang masih kamu dustakan?”
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News