*)Oleh: Dr. Ajang Kusmana
وَعَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ، أَلَّا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ؟ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
زَادَ النَّسَائِيُّ: «وَلَا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ»
Dari Abu Musa al-Asy‘ari radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda,
“Wahai Abdullah bin Qais, maukah aku beritahu salah satu harta simpanan surga? Yaitu: laa haula wa laa quwwata illaa billaah (tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah).”
Muttafaqun ‘alaihi [H.R. Al-Bukhari (4205) dan Muslim (2704)].
Dalam riwayat an-Nasaʼi [Al-Kubra, 8773] dengan tambahan lafazh, “Laa malja-a minallaahi illaa ilaihi (tidak ada tempat berlindung dari (azab) Allah kecuali dengan bersandar kepada-Nya).”
Hadis tersebut mengandung anjuran agar banyak mengucapkan hauqalah, yaitu:
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ.
Berdasarkan dua alasan:
* Dari segi makna, kalimat ini adalah kalimat permintaan tolong kepada Allah.
Jadi sangat pas untuk dibaca pada saat-saat menghadapi keadaan sulit dan menghimpit. [Syarah Kitab al-Jamiʼ hlm. 213].
Melalui kalimat ini kita mengakui kelemahan kita. Bahwa kita tak memiliki daya dan kekuatan sama sekali. Hanya Allah yang bisa, sedangkan kita hanya makhluk yang sangat lemah.
Kita tak sanggup mencapai tujuan, tidak mampu menyelesaikan masalah, tidak mampu untuk bersabar, tidak mampu melaksanakan ibadah, tidak sanggup meninggalkan maksiat, kecuali jika diberikan kekuatan oleh Allah.
*Dari segi pahala, kalimat hauqalah yang kita ucapkan akan menjadi simpanan berharga untuk kita di surga.
Siapa yang mengucapkan hauqalah sekali, niscaya akan disimpankan buatnya balasan yang berharga di surga.
Jadi mengucapkan hauqalah tidak hanya penting saat kita memerlukan pertolongan Allah, tetapi juga baik di tiap keadaan. [Fath Dzil Jalali wal Ikram (9/829)]. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News