Menjadi kader Muhammadiyah sejati adalah cara untuk selalu setia bersama Persyarikatan Muhammadiyah dalam setiap situasi dan kondisi.
Kader sejati yang tak kenal lelah bersama Muhammadiyah baik sebagai pimpinan struktural, warga kultural, anggota, warga simpatisan, alumni senior, atau apapun itu termasuk di dalam atau di luar pimpinan tetap menjadi kader Muhammadiyah sejati.
Yang namanya kader Muhammadiyah sejati tentu tidak mudah menyerah, tidak mudah marah dan tidak mudah terpecah sekali pun terjadinya kondisi yang sangat berbeda secara jauh mendalam untuk menemukan jalan kesepakatan maupun kesepahaman.
Karena kultur Muhammadiyah itu selalu tenang, bijak, egaliter, penuh pertimbangan, profesional dan terstruktur dalam memutuskan sesuatu.
Menjadi kader Muhammadiyah sejati bukan membawa misi dan ambisi priabdi, melainkan secara jamaah seusai dengan putusan organisasi yang ditaati demi jalannya sebuah organisasi berjalan efektif dan efisien serta konsisten.
Walaupun sebenarnya tak mudah juga untuk bisa menjadi kader Muhammadiyah sejati apalagi bila hanya tingkat akar rumput Muhammadiyah atau hanya sebatas kader alas bawah yang tidak populer.
Berbeda halnya dengan kader Muhammadiyah sejati yang menjadi elite tokoh, sosok populer, aktor besar persyarikatan dan juga kontributor terbanyak untuk Muhammadiyah.
Yang terpenting saling menghargai dan menghormati dengan kemampuan masing-masing kader Muhammadiyah untuk mengabdi dan kembali kepada Muhammadiyah dalam rangka menghidupkan Muhammadiyah.
Perbedaan karakter kader Muhammadiyah itu adalah sebuah rahmat yang dapat diambil hikmah dan Ibrahim berorganisasi serta bermuhammadiyah dengan landasan ilmu bukan nafsu.
Karena setiap kader Muhammadiyah wajib dan harus terus belajar tanpa pandang umir usia, jabatan pangkat, kedudukan kehormatan dan lainnya selama masih bersifat kebaikan maupun ketakwaan.