Hati yang Rida
foto: calm.com
UM Surabaya

*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana

Perasaan bahagia tidak sama bagi setiap orang. Setiap orang mempunyai kriteria masing-masing, yang disesuaikan dengan keinginan dan tujuan yang hendak dicapainya.

Ada orang-orang yang merasa bahagia karena bisa menghirup udara bebas dan bisa menikmati betapa indahnya dunia ini.

Ada juga yang bahagia jika memiliki banyak harta dan teman, dan tak sedikit pula orang akan merasa bahagia jika hasrat dan ambisinya telah berhasil terpenuhi.

Boleh jadi kita belum merasa bahagia hingga saat ini dikarenakan kita belum mengizinkan hati kita untuk rida.

Mungkin kehidupan ini terlalu berat untuk kita hadapi, setiap hari yang kita rasakan hanyalah masalah yang datang silih berganti. Kita merasa hanya nasib buruk yang datang kepada kita.

Meski memperoleh berbagai cobaan, cobalah untuk merasa bahagia meskipun dengan hal yang kecil.

Sempatkanlah senyum setiap pagi walaupun cobaan dalam hidup kita begitu berat. Percayalah kebahagiaan akan menyertai hati dan hari-hari kita.

Sesungguhnya kebahagiaan itu akan dapat kita rasakan ketika hati kita berlapang, kita rida atas segala yang kita peroleh, bahkan cobaan seberat apa pun.

Umar bin Khathab, semoga Allah Azza wa Jalla meridainya, berkata,

إِنَّ الْخَيْرَ كُلَّهُ فِي الرِّضَا، فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَرْضَى وَإِلاَّ فَاصْبِرْ

“Sesungguhnya kebaikan seluruhnya ada pada ridha, maka jika kamu mampu untuk ridha maka lakukanlah, namun jika kamu tidak mampu untuk itu, maka bersabarlah!” (Tadzkirah al-Muttaqin, 1/79)

Apa tandanya bahwa kita telah rida? Muhammad al-Mukhtar asy-Syinqithiy mengatakan:

“Rida memiliki indikasi, antara lain: ucapan yang keluar dari lisan adalah baik, dan hatinya berhusnuzan kepada Allah Azza wa Jalla. Oleh karena itu, para ulama mengatakan, “Sesungguhnya seorang hamba apabila ia rida kepada Allah Azza wa Jalla niscaya Allah mengaruniakan kepadanya keyakinan terkait dengan musibah yang menimpanya.”

Abdullah bin Abbas, semoga Allah Azza wa Jalla meridai-Nya, memberikan pendapat tentang firman-Nya,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At-Taghabun: 11)

Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya, yakni, Allah Azza wa Jalla akan memberikan kepadanya keyakinan, maka ia tahu bahwa apa yang akan menimpa dirinya tidak akan pernah meleset darinya, dan bahwa apa yang meleset darinya, tidak akan pernah menimpanya. (Duruus Syaikh Muhammad al-Mukhtar asy-Syiqithy, 3/49)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini