Soal Hadis Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu, Begini Penjelasan Kiai Saad
Saad-ibrahim-
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Saad Ibrahim menyampaikan hadis tentang keutamaan menghadiri majelis ilmu. Hadis tersebut menggambarkan betapa besar keutamaan bagi mereka yang berkumpul di rumah Allah untuk mempelajari kitab-Nya.

Rasulullah saw dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim menyatakan: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikelilingi para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim, no. 2699).

Menurut Kiai Saad, terdapat beberapa keutamaan, di antaranya ialah meraih ketenangan. Dalam dunia yang penuh hiruk-pikuk dan kekhawatiran, ketenangan adalah anugerah yang langka.

Majelis ilmu menjadi tempat di mana hati yang gelisah bisa menemukan keteduhan. Ketenangan ini bukan hanya sekadar rasa damai, tetapi juga landasan bagi kesehatan jiwa yang akan mempengaruhi kesejahteraan fisik.

“Kesehatan tidak dimulai dari fisik, tetapi dari jiwa. Ketenangan jiwa inilah yang menjadi dasar bagi kesehatan fisik,” ucap Kiai Saad di Masjid Mujahidin Barabai, Hulu Sungai Tengah, Sabtu (17/8/2024).

Selain itu, mereka yang duduk di majelis ilmu akan dinaungi dengan rahmat Allah. Rahmat ini adalah wujud kasih sayang Allah yang melingkupi setiap individu yang mencari ilmu. Dalam rahmat-Nya, Allah melindungi, memelihara, dan memberikan bimbingan kepada mereka yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya melalui ilmu.

“Rahmat Allah itu untuk semua makhluk, baik yang mencari ilmu maupun tidak. Tapi ketika kita ngaji seperti ini, rahmat Allah akan terus berlanjut sampai akhirat kelak. Rahmat yang di akhirat itu hanya diberikan kepada orang-orang beriman,” terang Kiai Saad.

Keutamaan selanjutnya ialah Allah akan menyebut nama mereka di hadapan makhluk-makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya. Ini adalah keutamaan yang luar biasa, di mana Allah, dengan segala keagungan-Nya, menyebut dan memuliakan hamba-Nya yang tekun dalam menuntut ilmu. Penghormatan ini menunjukkan betapa tinggi derajat orang-orang yang mencintai ilmu dan berusaha mengamalkannya.

“Jadi, berdasarkan hadis ini, sekarang ini Allah membangga-banggakan kita (yang sedang berkumpul di majelis ilmu), dan ini maknanya, bisa jadi, kita diampuni (dosa-dosa) oleh Allah,” papar manatan Ketua PWM Jatim ini.

Karenanya, majelis ilmu bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga arena untuk mendapatkan ketenangan, rahmat, di akhirat dan kehormatan di sisi Allah.

Betapa besar anugerah yang diberikan kepada mereka yang dengan ikhlas duduk di rumah Allah, mendalami kitab-Nya, dan saling mengajarkan satu sama lain.

Ketenangan Jiwa

Kiai Saad juga menyampaikan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim, no. 2699).

Hadis di atas, terang dia, memberikan pesan penting bahwa niat untuk mencari ilmu adalah langkah awal yang sangat bernilai, terlepas dari apakah seseorang sampai atau tidak ke majelis ilmu tersebut.

“Setiap kali kita melangkahkan kaki keluar rumah dengan niat menuju majelis ilmu, termasuk saat hendak salat berjamaah subuh, kita telah meniatkan diri untuk mencari ilmu, meskipun tidak selalu ada kuliah subuh yang disampaikan,” tutur Kiai Saad.

Pemahaman ini mengajarkan bahwa ilmu dapat diperoleh melalui berbagai cara. Pertemuan dengan teman, diskusi ringan, bahkan obrolan sederhana bisa menjadi sarana Allah memberikan ilmu kepada kita.

Oleh karena itu, setiap tempat dan kesempatan sebaiknya dianggap sebagai majelis ilmu, yang menjadi wadah untuk membersihkan jiwa dari kotoran batin.

Hadis lain yang juga diriwayatkan oleh Muslim menegaskan: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dengan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan)” (HR. Muslim, no. 2699).

Menurut Saad, ketenangan yang diperoleh dari majelis ilmu ini adalah fondasi dari kesehatan yang sesungguhnya. Kesehatan tidak dimulai dari fisik, tetapi dari jiwa. Ketenangan jiwa inilah yang menjadi dasar bagi kesehatan fisik.

“Dengan demikian, pepatah “mens sana in corpore sano” (jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat) bisa lebih tepat diubah menjadi “mens sano in corpore sana” (jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat),” ucap Saad.

Untuk mencapai ketenangan jiwa, Saad mengatakan bahwa seseorang perlu membersihkan segala kotoran yang mengotori jiwa, seperti hasud, dengki, iri, dan takabbur. Semua ini adalah penyakit batin yang dapat mengganggu ketenangan jiwa.

“Majelis ilmu menjadi salah satu cara efektif untuk membersihkan jiwa dari segala penyakit ini, memberikan kita ketenangan yang akan menjadi fondasi bagi kesehatan fisik dan spiritual,” tandas Kiai Saad. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini