Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi salah satu tuan rumah Kuliah Umum Politik Luar Negeri Republik Indonesia (RI) dengan tema “10 Tahun Perjalanan Diplomasi Indonesia” yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di beberapa Perguruan Tinggi (PT) di 38 provinsi di seluruh Tanah Air pada pukul 10.00 WIB, 20 Agustus lalu.
Masih dalam semangat kemerdekaan, kuliah umum diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahunnya ke-79 yang hanya berbeda dua hari dengan HUT RI, serta untuk mendekatkan kebijakan kemlu dengan para mahasiswa dan sivitas akademika.
Hadir pula Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi memberikan keynote speech secara virtual dan terpadu melalui zoom meeting.
Dalam penjelasannya, Retno sapaan akrabnya menyoroti kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja. Semenjak pandemic covid-19 perjalanan dunia politik luar negeri dari tahun ke tahun semakin banyak tantangan dan penuh perjuangan dalam prosesnya.
“Dampak Covid-19 masih terasa, persaingan pajak antara para negara besar semakin menanjak. Rivalitas ini menyebabkan kesulitan yang lebih besar bagi dunia untuk menyelesaikan tantangan dan masalahnya,” jelasnya.
Tak hanya itu, Retno juga menyampaikan tentang pentingnya dampak konsisten menghormati hukum internasional. Fenomena dunia yang terjadi, seperti konflik panjang antara Palestina dan Israel yang semakin memburuk.
Menurutnya, seandainya negara dunia menghormati hukum internasional secara konsisten, maka negara Palestina pasti sudah merdeka dan Israel pasti sudah dituntunt pertanggung jawabaannya.
Selain itu, tidak akan ada lebih 40.000 orang terbunuh di Gaza dalam 10 bulan terakhir.
Di sisi lain, Duta Besar Tri Tharyat memaparkan materi mengenai 10 tahun terakhir perjalanan diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Menlu Retno L. P. Marsudi.
Menariknya, peran diplomasi Indonesia sudah benar-benar diakui dunia, bahkan menjadi the trusted partner atau mitra terpercaya.
Ada beberapa diplomasi Indonesia yang menjadi prioritas Kemlu. Diplomasi yang disoroti meliputi Prioritas Politik Luar Negeri (Polugri) RI 4+1: Diplomasi Ekonomi, Diplomasi Perlindungan WNI, Diplomasi Kedaulatan, Peningkatan Kontribusi dan Kepemimpinan Indonesida di Kawasan Dunia, serta Infrastruktur diplomasi.
Tri menjelaskan mengenai perjuangan dan tantangan diplomasi Indonesia di tengah krisis perekonomian dunia.
Diplomasi ekonomi Indonesia mencakup 3 poin utama yaitu: Penguatan perdagangan dan investasi, Penguatan penetrasi pasar produk industri strategis Indonesia di luar negeri, dan Penguatan diplomasi kesehatan.
Sementara itu, Wakil Rektor 3 UMM Dr. Nur Subeki, mengucapkan terima kasih atas ditunjuknya UMM sebagai tempat diselenggarakannya Kuliah Umum yang secara serentak diadakan di 38 provinsi di Indonesia.
“Ini merupakan kepercayaan dari Kemlu kepada UMM. Ia juga menyampaikan bahwa diplomasi juga memiliki peran yang besar menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Eki menegaskan, jika kita hanya berharap menuju Indonesia Emas 2045, namun tidak memiliki kemampuan diplomasi yang baik, maka hal itu sulit untuk diwujudkan.
“Dengan hadirnya para mahasiswa di kuliah umum ini nantinya akan memperoleh kuci-kunci kecil menuju kesuksesan,” katanya. (din/faq/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News