Kekuasaan di Tangan yang Salah
Ilustrasi: klublr
UM Surabaya

*) Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos, MA,
Analis Kajian Islam, Pembangunan dan Kebijakan Publik

Politik itu kotor adalah ungkapan umum yang sering didengar bahkan menjadi obrolan hangat di masyarakat sehingga sangat anti terhadap politik. Akhirnya, banyak yang apatis dan meninggalkannya dikarenakan politik kotor yang selalu ditampakkan.

Padahal itu merupakan bagian dari propaganda politik oleh orang-orang yang berpolitik dengan cara yang kotor agar dapat menghegemoni kekuasaan dan menjadi panggung permanen bagi mereka orang-orang kotor berdasi yang masuk di instansi kenegaraan.

Politik kotor itu benar adanya karena memang yang menjadi aktor dan berperan di dalamnya adalah orang-orang kotor yang melakukan akrobat intelektual demi mempertahankan aspek politik sebagai pemegang panggung politik.

Sehingga tidak ada yang sanggup dan berani masuk dalam dunia politik kecuali bermental tinggi, siap diserang dan penuh rintangan maupun ancaman yang senyap tidak terlihat dihadapan publik.

Masih banyak masyarakat secara keseluruhan baik dari para intelektual, akademisi, pedagang, petani, seniman, budayawan dan sebagainya jauh dari keadaan politik ini.

Apalagi bila mereka adalah orang-orang yang masih polos, jujur, berintegritas dan tidak terkontaminasi dengan kejahatan terselubung ataupun penyalahgunaan kekuasaan yang terbiasa.

Menjadi apatis dikarenakan banyaknya ancaman sekaligus kesulitan yang dihadapi sehingga dapat menyerang nama baiknya, keluarganya sekaligus semua aktivitas kehidupannya.

Hal itu terjadi dikarenakan kekuasaan itu memang dipegang oleh para penjahat intelektual yang menjadi pejabat dengan penuh arogansi kekuasaan.

Hal tersebut dikarenakan memang bagian dari karier politik yang tidak mudah pula, penuh perjuangan, rintangan dan sebagainya sehingga sebagian mereka banyak memakan asem, manis pahit gejolak politik.

Sehingga menjadi dendam terselubung, atau bahkan pelampiasan puncak kekuasaan ketika sukses nanti dan berhasil di panggung politik kekuasaan hingga pada akhirnya selalu melakukan politik interventif dengan kebijakan-kebijakan kontroversial yang membuat gaduh, pecah belah, sekaligus respons sentimen yang tinggi.

Itulah kenapa kekuasaan di tangan yang salah adalah bagian dari ancaman negara yang kelak menjadi banyak cacat, penyakit, kerusakan dan kehancuran sistem birokrasi secara nasional baik sektoral, elektoral dan teritorial.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini