Keutamaan Menyantuni Anak Yatim
foto: muslimmatters
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Many people are gifted with wealth. But only a few are gifted with generosity. Let’s share a lot with those who need it.”

(Banyak orang dianugerahi harta. Tetapi hanya sedikit yang dianugerahi kedermawanan. Mari banyak berbagi kepada yang membutuhkan)

Yatim adalah orang yang belum baligh ditinggal wafat oleh ayahnya. Kondisi kehilangan ayah sebagai tulang punggung atau pencari nafkah tentu hal yang berat. Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan dan memuliakan anak yatim.

Menyantuni anak yatim adalah salah satu amalan terpuji dalam Islam dan memiliki keutamaan yang tinggi. Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya:

فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS. Al-Baqarah:220)

Ayat ini bercerita tentang Nabi Muhammad yang ditanya tentang anak-anak yatim. Nabi Muhammad menjawab, “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik”.

Ayat ini juga menyarankan agar anak-anak yatim diperlakukan seperti saudara sendiri, diurus dengan baik, dan diberi pendidikan yang terbaik.

Ayat ini juga menekankan bahwa anak-anak yatim tidak boleh diperlakukan dengan kasar atau buruk, karena mereka membutuhkan dukungan dan saudara sejak ditinggal orang tua.

Selain itu, Rasulullah juga memberikan contoh dalam kehidupan beliau sebagai teladan bagi umatnya. Dari Ummu Said binti Murrah Al-Fihri, dari ayahnya, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، أَوْ كَهَذِهِ مِنْ هَذِهِ -شَكَّ سُفْيَانُ فِي الْوُسْطَى أَوِ الَّتِيْ يَلِيْ الإِبْهَامُ

“Kedudukanku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini.” (Salah seorang perawi Sufyan ragu apakah nabi merapatkan jari tengah dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan ibu jari).” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad No.133)

Dari Sahl ibnu Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا” وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.”(Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya).” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad No.135)

Dalam hadis ini, jelas terlihat bahwa menyantuni anak yatim memiliki keutamaan yang tinggi di sisi Allah SWT.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menyantuni anak yatim memiliki keutamaan yang tinggi dalam agama Islam.

Oleh karena itu, mari kita berupaya untuk selalu memberi perhatian pada anak yatim dan membantu mereka dalam meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini