*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“Think about your afterlife, we don’t live in this world forever.”
(Pikirkan kehidupan akhiratmu, kita hidup di dunia bukan selamanya)
Bangkrut di dunia adalah sesuatu yang sangat tidak diinginkan, namun lebih penting lagi adalah agar tidak bangkrut di akhirat.
Janganlah seseorang menjadi bangkrut gara-gara kezalimannya kepada orang lain, misalnya kezalimannya kepada orang lain lebih banyak dari kebaikan yang dia bawa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan umatnya dalam sabda-Nya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ n قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Dari Abu Hurairah, Rasûlullâh Saw bersabda, “Tahukah kamu siapakah orang bangkrut itu?” Para Sahabat menjawab, “Orang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang bangkrut di kalangan umatku, (yaitu) orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala amalan) shalat, puasa dan zakat. Tetapi dia juga mencaci maki si ini, menuduh si itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya, dan orang ini diberi sebagian kebaikan-kebaikannya. Jika kebaikan-kebaikannya telah habis sebelum diselesaikan kewajibannya, kesalahan-kesalahan mereka diambil lalu ditimpakan padanya, kemudian dia dilemparkan di dalam neraka.” (HR. Muslim, No. 2581)
Hadis Nabi di atas memperingatkan manusia semua agar terus melakukan koreksi diri, karena sering sekali manusia lalai.
Seseorang begitu mudah mengoreksi dan mencari kesalahan serta dosa orang lain, tetapi tidak pernah mencari kekurangan pada diri sendiri.
Menurut Nabi Muhammad saw orang yang muflis atau rugi adalah orang yang ketika hidup di dunia membawa pahala salat, puasa, zakat, dan lain-lain. Namun dia saat di dunia juga melakukan pelanggaran dan penindasan terhadap orang lain.
Akibat dari kezaliman tersebut, orang tadi harus menebus kesalahannya dengan cara membayarnya dengan kebaikan-kebaikan yang dia miliki, karena tidak ada lagi uang tebusan untuk membayar denda di akhirat.
Dan bila deposit kebaikannya sudah habis dan belum impas tebusan dosa-dosa tersebut, maka mau tidak mau dia harus menampung transferan dosa dari orang yang dia zalimi sampai impas.
Akibatnya jelas, dia tidak lagi punya kebaikan dan bahkan daftar dosanya malah bertambah banyak.
Timbangan amalnya jelas berat sebelah di daun timbangan keburukan, karena di daun timbangan kebaikannya sudah kosong melompong.
Akhirnya dia harus menebus semua dosanya dengan menjalani siksaan di Neraka. Saat dia menyaksikan proses transfer keburukan orang yang dia zalimi, sudah terbayang di benaknya, dia pasti celaka karena jelas akan dilemparkan ke dalam neraka yang bahan bakarnya manusia dan bebatuan.
Setelah kita mengetahui penjelasan tentang kezaliman ini, marilah kita tinggalkan segala macam kezaliman, untuk kebaikan kita sendiri.
Jika tidak, maka sesungguhnya di akhirat nanti, para pelaku kezaliman akan menghadapi berbagai perkara yang akan menyusahkannya, dan tidak ada siapapun yang akan menolongnya, kecuali iman dan amal salehnya.
Barangsiapa mendapatkan akibat buruk, janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri. Dan barangsiapa mendapatkan kebaikan, hendaklah dia memuji Allâh Yang Maha Terpuji.
Oleh karena itu siapa pun hendaknya bersikap hati-hati kepada orang lain dengan menjaga lisan, tangan dan anggota badan lainnya agar terhindar dari dosa-dosa sosial akibat berbuat kezaliman kepada mereka.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News