Menduakan Muhammadiyah Adalah Maut
UM Surabaya

*)Oleh: As’ad Bukhari, S Sos, MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)

Ketika memilih masuk dalam organisasi Islam, tentu tidak pantas dan tidak beretika bila menjadi kader anggota resmi tapi justru peran ganda atau multi ormas islam. Ada kesan yang mencolok yakni yang bersangkutan seolah merasa lebih besar daripada organisasi itu sendiri yang dapat membuat kultur organisasi menjadi rusak penuh masalah nantinya.

Kalaupun pun memiliki identitas organisasi yang banyak, setidaknya masing-masing itu punya perbedaan, sehingga tidak menjadi contoh buruk apalagi rule model yang membuat dinamika kacau balau. Tidak perlu terburu-buru masuk organisasi Islam mana pun itu pilihannya, akan tetapi jangan lantas menduakan atau menjamakkan semua organisasi Islam hanya karena merasa ingin menjalani semuanya atau merasa paling dibutuhkan kehadirannya.

Menjadi aneh bilamana perannya terlalu banyak di semua organisasi Islam, yang padahal cukup satu saja agar prinsipnya jauh lebih konsisten.

Termasuk di dalam Muhammadiyah yang merupakan organisasi Islam ini, tak elok rasanya jika ada warga dan kader Muhammadiyah yang telah memiliki KTA atau NBM Muhammadiyah plus kartu tanda anggota di organisasi islam lain yang secara aspek masih sama di bidang ormas Islam, kecuali jika sudah berbeda misalnya organisasi nasional, organisasi komporasi atau organisasi pendidikan maupun binaan pemerintah atau sejenisnya.

Menjadi aneh bila ada yang memaklumi dan menormalisasikan beberapa personal jika memiliki 2 atau lebih karta tanda anggota pada model organisasi islam. Itu justru membuat fenomena buruk dan amoral yang tidak lain kepentingannya terlalu politis dan materialis bahkan oportunis. Sehingga harus bijak memilih salah satunya dan bukan memilih keduanya atau semuanya yang padahal masih sama-sama berbentuk organisasi islam.

Hal itu agar menghindari ketidakjelasan posisi sekaligus meminimalisir konflik kepentingan yang akan berakibat konflik adu domba yang saling mencurigakan. Pentingnya bekal ilmu dan kecerdasan berorganisasi Termasuk pada warga dan kader Muhammadiyah sekalipun merasa telah berpengalaman jauh dalam pengkaderan.

Menduakan Muhammadiyah adalah maut yang akan melahirkan kegaduhan di internal organisasi baik di persyarikatan maupun khususnya di amal usaha Muhammadiyah yang terlalu banyak fakta realitas kasusnya. Menduakan saja sudah menjadi transenden buruk, apalagi jika malah berniat ingin mentigakan atau menjamakkan lebih banyak lagi terhadap Muhammadiyah, itu juga bisa dikategorikan sebagai maut ancaman keharmonisan dalam struktur organisasi islam formal lagi sentralistik.

Umumnya barisan menduakan Muhammadiyah ini kebanyakan ada di amal usaha Muhammadiyah, sebab menganggap hanya sekedar bekerja sesuai tupoksi tanpa merasa menjalankan organisasi Muhammadiyah yang dikarenakan anggota organisasi islam lain atau pun orang yang berprinsip tidak suka berorganisasi. Karena mau dicarikan dalil pembenaran bagaiamana pun tetap saja menduakan Muhammadiyah adalah maut. Maut yang disengaja dan maut yang mencari masalah dalam menduakan Muhammadiyah bila ada seseorang yang berani mencoba atau bahkan telah melakukannya baik diam-diam apalagi terang-terangan.

Ambigiusitas berorganisasi yang disengaja dalam menduakan atau menjamakkan itu juga menjadi ciri orang yang cenderung menyepelekan, meremehkan, menggampangkan, dan memandang lemah sebuah organisasi. Sehingga bila ada sikap yang berlebihan, maka menduakan Muhammadiyah adalah maut yang ceroboh, bahlul, arogan, dan cari mati dalam masalah berorganisasi.

Jika berorganisasi hanya dianggap bermain-main sendal gurau, sebaiknya ambil langkah cukup berkomunitas saja atau berorganisasi yang full freedom kebebasan independen sesukanya. Tentu di Muhammadiyah ada banyak rambu, koridor, jalur dan langkah yang harus diteladani sebagai warga dan kader Muhammadiyah.

Jangan sampai ada lingkungan atau circle bermuhammadiyah yang bermudah-mudahan untuk menduakan Muhammadiyah atau mentigakan bahkan lebih, sebab itu sama saja mengambil peran uswatun mafsadah ketika berorganisasi apalagi di Muhammadiyah. Tidak akan membuat semakin hebat, populer, viral, terkenal dan panutan bilamana menduakan Muhammadiyah dengan maksud maupun tujuan yang terselubung. Karena menduakan Muhammadiyah adalah maut yang akan membuat suul khatimah dalam berorganisasi islam.

Lagian tak akan maksimal jika terlalu banyak organisasi islam yang diikuti hanya karena ingin mengoleksi kartu tanda anggota atau memperbanyak relasi jaringan, sebab itu cara dan jalannya salah lagi keliru serta tidak tepat maupun tidak bijak. Jangan mencari maut sendiri ketika berorganisasi Islam yang itu dapat merugikan dan memperlakukan diri sendiri nantinya.

Berusaha untuk tetap setia, loyal, tulus, konsisten, dan bertahan pada organisasi Islam yang persyarikatan Muhammadiyah. Apapun tantangan maupun rintangannya baik pengaruh lingkungan masyarakat, keluarga ataupun lainnya. Menduakan Muhammadiyah adalah maut yang nyata bagi siapa saja yang berusaha akan melakukannya dan yang telah lama pula melakukannya tanpa merasa bersalah. Karena yang dilakukan ketika menduakan Muhammadiyah itu menjadi tidak egaliter dan tidak elegan dalam berorganisasi Islam yang berkemajuan.

Memilih satu dan bukan dua apalagi semuanya, pilihan lainnya harus berbeda bentuk lagi jenis organisasinya itu yang masih bisa ditolerir. Mari ingatkan semuanya bila masih ada yang menduakan Muhammadiyah dengan banyak kartu tanda anggota karena merasa hebat membuat contoh keliru. Komitmen, konsistensi dan kapasitas ketika bermuhammadiyah itu harus tunggal totalitas dan jangan setengah-tengah dengan menjadi anggota ormas Islam lainnya. Jangan permainkan Muhammadiyah dengan kepentingan ego, sebab menduakan Muhammadiyah adalah maut yang hanya membuat masalah dan pola tingkah semata. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini