Bibir Mulia Itu Bukan Karena Bentuknya
foto: linkedin
UM Surabaya

*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Menyederhanakan dalam tindakan dan ucapan.

Sahabat,
Ketika mengutarakan lisan dalam berbicara, jagalah lidah, karena perkataan yang keluar dari bibir, ibarat panah yang lepas dari busurnya.

Laksana peluru yang terlontar dari larasnya, dan tidak akan mampu terkejar lagi. Demikian pula kata-kata yang keluar dari bibir, tidak akan mampu ditarik lagi.

Sesungguhnya bibir jadi mulia, bukan karena bentuknya, tapi bibir menjadi mulia dan manfaat, karena kata-kata, Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang sering terucap.

Dan, senantiasa menjaga perkataan dengan baik dan santun, maka berbahagialah orang-orang yang senantiasa menjaga lisannya atau menuai pahala dari diamnya.

Dan bermanfaat terhadap setiap orang yang menyimak nya, menjadi jalan ilmu bagi yang mendengarnya, menuai pahala bagi pemilik lisan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat, maka hendaklah ia berkata yang baik, atau (kalau tidak bisa) hendaknya diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Meskipun diam adalah emas, tapi berkata-kata yang baik dan manfaat adalah berlian, oleh karena itu Islam telah mengajarkan pada kita umatnya, agar senantiasa menata ucapan dan berkata-kata yang baik, serta santun berucap.

Karena itu kita bisa meraih kemuliaan dan keberuntungan dari lisan, pembicaraan dan meraih keselamatan dari sikap diam.

Lisan yang terucap kata-kata pada dasarnya berasal dari lidah yang kecil bentuknya, namun sangat besar peranannya.

Oleh karena itu seorang muslim yang bijak hendaknya senantiasa memperhatikan ketika mengeluarkan perkataan, sehingga yang terucapkan mendatangkan manfaat, baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain.

Barakallahu fiikum. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini