Kurikulum Sekam untuk Pendamping Perubahan
foto: shutterstock
UM Surabaya

Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) menyiapkan kurikulum Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) untuk melahirkan aktor pendamping perubahan masyarakat.

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar memiliki semangat untuk mewujudkan kerisalahan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Usaha tersebut telah dijalankan oleh Muhammadiyah sejak lebih dari satu abad.

Sebagai organisasi dakwah, Muhammadiyah menghendaki terjadinya perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik dari kondisi sebelumnya yang kurang atau bahkan tidak baik.

Dalam konteks tersebut, dakwah dimaknai sebagai suatu proses perubahan sosial yang memerlukan aktor – untuk pendamping.

Dakwah yang dimaknai perubahan dari kondisi sebelumnya yang kurang atau bahkan tidak baik menuju ke arah kehidupan yang lebih baik sebagai suatu proses perubahan sosial diperlukan aktor perubahan, di samping dari masyarakat itu sendiri juga kehadiran fasilitator yang mumpuni merupakan kebutuhan mutlak.

Dalam melahirkan fasilitator, makanya diformulasikannya melalui Sekam. Sekam menjadi salah satu program strategis yang akan dijalankan.

Dan menyikapi perubahan konteks yang senantiasa dinamis, Sekam memerlukan penyegaran kurikulum.

Kurikulum Sekam akan mengakomodasi lima hal pokok. Pertama, gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan bagian strategis dakwah Muhammadiyah.

Untuk itu landasan ideologis pemberdayaan MPM harus bertumpu pada ideologi Muhammadiyah.

Kedua, gerakan pemberdayaan MPM harus mampu meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga negara, sehingga membangun nalar kritis menjadi bagian penting pemberdayaan.

Ketiga, gerakan pemberdayaan harus mampu menumbuhkan daya ungkit dan daya angkat potensi masyarakat secara mandiri dan berdaulat sehingga meningkat kesejahteraan dan kemakmurannya.

Keempat, kurikulum Sekam harus mampu menciptakan fasilitator yang memiliki kemampuan plus.

Bukan saja sebagai penggerak gerakan sosial yang berbasis social entrepreneurship tetapi juga penggerak dakwah pemberdayaan.

Kelima, gerakan pemberdayaan saat ini harus mampu mengembangkan adaptasi dan memanfaatkan teknologi bagi masyarakat agar derap pemberdayaan lebih masif dan berkemajuan. (*)

(Disampaikan Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah M. Nurul Yamien di Universitas Áisyiyah Yogyakarta, 21 Mei 2023)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini