Metode Sinkronisasi dalam Menghadapi Ta‘arud Dalil
foto: comstock/jupiterimages
UM Surabaya

Dalam kajian hukum Islam, pertentangan atau ta‘arud di antara dalil-dalil sering kali menjadi tantangan bagi para ulama.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modern yang berpegang pada Al-Qur’an dan sunah, memiliki beberapa metode untuk menyelesaikan ta‘arud dalil ini.

Menurut Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhammad Abdul Fattah Santoso dalam Pengajian Tarjih pada Rabu (21/8/2024), mengatakan bahwa metode untuk menyelesaikan pertentangan dalil ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap dalil tetap dihormati dan diintegrasikan dalam praktik keagamaan.

Pendekatan pertama yang digunakan adalah al-jam‘u wa at-taufîq, yaitu metode mengharmonisasi dalil-dalil yang tampaknya bertentangan dengan menerima semuanya.

Dalam praktiknya, metode ini memberikan kebebasan kepada umat untuk memilih dalil yang lebih sesuai dengan situasi atau keyakinan mereka.

Sebagai contoh, dalam hal bacaan basmalah sebelum surat Al-Fatihah pada shalat jahr (salat yang bacaannya dikeraskan), terdapat dua pendapat yang saling bertentangan. Pendapat pertama mengizinkan imam untuk mengeraskan bacaan basmalah.

Pandangan ini diperkuat oleh hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah dan Ummu Salamah:

“Dari Nu’aim al-Mujmir berkata: Aku shalat di belakang Abu Hurairah, lalu dia membaca ‘Bismillahirrahmanirrahim’, kemudian membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah)…” (HR. An-Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Ad-Daraqutni).

Hadis lain dari Ummu Salamah juga menyebutkan: “Dari Ummu Salamah bahwa dia ditanya tentang bacaan Rasulullah saw. Dia berkata: ‘Beliau memotong bacaannya ayat demi ayat (Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Arrahmanirrahim, Maliki Yaumid Din)’.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Al-Hakim).

Namun, terdapat juga pendapat lain yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat, seperti Aisyah dan Anas bin Malik, tidak mengeraskan bacaan basmalah:

“Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw memulai salat dengan takbir dan bacaan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin…” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Thabrani).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini