UM Surabaya

Berbagai bentuk kata kerja ini memiliki nuansa berbeda, namun semuanya berakar pada gagasan dasar yang sama, yaitu mengambil, menggenggam, atau mendapatkan balasan.

Oleh karena itu, ayat ini pada dasarnya menyampaikan bahwa Tuhan akan menangkap Isa secara utuh dan mengangkatnya kepada-Nya.

Namun, pernyataan ini tentu saja menimbulkan beragam tafsir di kalangan umat Islam. Umat Islam sendiri perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan terkait hal ini.

Misalnya, mengapa ayat tersebut menyebutkan dua tindakan yang terkesan berbeda, yaitu “mengambil” dan “mengangkat”?

Jika Tuhan mengambil seseorang, bukankah itu sudah menyiratkan bahwa Dia akan membangkitkan orang tersebut? Ke mana lagi Tuhan akan membawa orang yang telah diambil-Nya?

Pertanyaan ini bukan berarti kita menganggap Tuhan memiliki lokasi fisik tertentu. Kita tidak mengaitkan konsep arah dengan Tuhan, kecuali secara metaforis atau sebagai bentuk penghormatan, karena kita menganggap hal-hal yang tinggi sebagai sesuatu yang lebih mulia.

Namun, mengaitkan arah tertentu dengan Tuhan bertentangan dengan teologi Islam. Oleh karena itu, para cendekiawan Muslim mempertanyakan makna frasa “mengangkat Isa kepada-Nya”. Apakah ini berarti Isa diangkat ke suatu tempat fisik di atas sana?

Namun, istilah-istilah ini, menurut mereka, hanya digunakan untuk membantu pemahaman kita. Isa tidak lagi berada di dunia ini.

Saat ini, kita bisa saja mengatakan bahwa Tuhan memindahkan Isa ke alam keberadaan lain, atau ke dimensi yang berbeda, alih-alih mengatakan bahwa Tuhan mengangkat Isa kepada-Nya.

Namun, “mengangkat Isa kepada-Nya” adalah ungkapan tradisional yang digunakan dalam teks agama. Pertanyaannya kemudian, mengapa diperlukan dua kata kerja, “mengambil” dan “mengangkat”?

Ini adalah pertanyaan yang membingungkan. Beberapa cendekiawan Muslim bahkan berpendapat bahwa kata kerja pertama, “mengambil”, berarti “menyebabkan kematian”. Jadi, ayat tersebut dapat diartikan sebagai, “Aku akan menyebabkan kamu mati dan membangkitkanmu untuk diriku sendiri.”

Untuk menjelaskan hal ini, mereka mengacu pada tradisi Kristen, dengan mengatakan bahwa Isa berada di kayu salib dan Tuhan menyebabkan kematiannya selama beberapa jam, kemudian membangkitkannya untuk diri-Nya sendiri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini