UM Surabaya

Ada juga yang berpendapat bahwa ini adalah contoh dari apa yang disebut (berbicara bahasa asing), yaitu ketika hal yang terakhir disebutkan justru didahulukan, dan hal yang seharusnya disebutkan pertama malah disebutkan terakhir.

Jadi, menurut mereka, ketika Tuhan berkata, “Aku akan menyebabkan kamu mati dan membangkitkanmu untuk diriku sendiri,” sebenarnya artinya, “Aku akan membangkitkanmu untuk diriku sendiri saat ini, lalu aku akan mengembalikanmu ke dunia di masa depan, dan saat itulah aku akan menyebabkan kematianmu yang terakhir.”

Penjelasan paling sederhana adalah bahwa ayat ini berarti Tuhan membuat Isa tertidur, lalu mengangkatnya kepada-Nya.

Al-Qur’an juga menyebutkan penggunaan istilah ini untuk menggambarkan seseorang yang sedang tidur, setidaknya di dua tempat, yaitu dalam surat keenam dan surat ke-39. (Shabir berbicara bahasa asing) Salah satu ayatnya mengatakan bahwa Tuhan mengambil jiwa orang yang mati, dan juga mengambil jiwa orang yang sedang tidur, lalu mengembalikannya saat orang tersebut bangun di pagi hari. Kata kerja yang sama dapat digunakan untuk berarti tidur atau mati.

Oleh karena itu, kesesuaian penggunaan istilah ini dalam ayat tersebut, sebagaimana diterapkan pada Isa, adalah karena kematian Isa yang ambigu. Orang-orang memahaminya berdasarkan narasi Injil.

Dari sudut pandang orang-orang di sekitarnya, Isa terlihat mati di kayu salib. Namun, tidak ada bukti medis yang memastikan kematiannya, sehingga orang hanya berasumsi bahwa dia telah meninggal.

Keraguan muncul kemudian. Injil Matius mencatat bahwa lawan-lawan Isa meminta Pilatus untuk menjaga makamnya agar murid-muridnya tidak mencuri jenazahnya dan mengklaim bahwa dia telah bangkit. Ini menunjukkan bahwa beberapa orang meragukan kematian Isa.

Bahkan Pilatus, dalam Injil Markus, merasa heran ketika mendengar bahwa Isa telah mati begitu cepat, karena penyaliban biasanya membutuhkan waktu berhari-hari untuk membunuh seseorang.

Meskipun Injil, yang ditulis dari sudut pandang orang-orang yang percaya bahwa Isa telah mati, berusaha menekankan kematiannya, pembaca yang jeli dapat melihat bahwa ada keraguan awal tentang apakah Isa benar-benar meninggal atau tidak.

Oleh karena itu, Al-Qur’an tampaknya memanfaatkan ambiguitas ini dengan menggunakan istilah yang juga memiliki makna ganda. Istilah tersebut bisa berarti kematian atau tidur, dan dalam konteks ini, tampaknya lebih tepat diartikan bahwa Tuhan telah menidurkan Isa dan mengangkatnya kepada-Nya.

Tentu saja, banyak umat Muslim Sunni percaya bahwa ini menyiratkan bahwa Tuhan akan mengirim Isa kembali ke Bumi di masa depan. (*)

*) Artikel ini tayang di suaramuhammadiyah.id

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini