*) Oleh: Sigit Subiantoro,
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Ada seorang pemuda yang sedang mengejar seekor ayam. Ayam itu panik dan berlari, sementara pemuda tersebut pantang menyerah untuk menangkapnya. Namun, setiap kali mendekat, ayam itu kembali berlari menjauh.
Ketika ayam itu terdiam, pemuda itu mencoba mendekatinya dengan perlahan dari belakang. Tapi, lagi-lagi usahanya gagal.
Pemuda itu terduduk kelelahan. Dalam hati, ia bergumam, “Kenapa saya tidak berhasil menangkapnya, padahal sudah berusaha keras?”
Tak lama kemudian, pemuda tersebut memutuskan untuk mengubah caranya. Kali ini, dia memilih “memberi”—memberikan makanan kepada ayam itu. Sambil memberi makan, ayam itu pun perlahan mendekat, hingga akhirnya ia bisa menangkapnya dengan mudah.
Kisah pemuda ini mengajarkan kita cara menjemput rezeki.
Kadang-kadang kita berpikir secara logis, merasa sudah melakukan segala cara, tetapi mengapa rasanya rezeki tetap tersendat dan persoalan hidup tak kunjung teratasi?
Mungkin, cara kita terlalu fokus pada “mengejar,” sehingga lupa kepada siapa kita harus meminta. Astaghfirullah…
Berusaha keras memang penting, tetapi jangan sampai kita lupa bahwa Allah-lah Sang Pemberi Rezeki. Allah-lah yang Maha Kaya dan Maha Pemberi.
Cobalah:
Dengan kita memberi (sedekah),
Dengan kita berbakti (kepada orang tua),
Dengan kita beribadah kepada Ilahi Rabbi,
Dengan kita lapang hati (syukur dan sabar).
Niatkan semua itu karena Allah Ta’ala.
Insya Allah, dengan lapang hati, rezeki pun akan semakin lapang.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News