Menggali Kehancuran Bangsa dari Krisis Kejujuran
foto: unsplash
UM Surabaya

*) Oleh Ahmad Fatoni,
Dosen Pendidikan Bahasa Arab FAI UMM

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Jamaah Jumat rahimakumullāh,

Belakangan ini, kita sering kali dikejutkan dengan berbagai kejahatan yang semakin marak terungkap. Kasus-kasus korupsi di kalangan pejabat, mafia hukum, judi online, peredaran narkoba, hingga pergaulan bebas di kalangan remaja, semakin hari semakin memprihatinkan.

Kejahatan sosial semacam ini sesungguhnya lebih berbahaya daripada ancaman terorisme, bencana alam, atau penyakit fisik lainnya. Mengapa?

Karena tindakan kejahatan tersebut dapat menghancurkan bangsa dan negara, baik di dunia maupun di akhirat. Semua itu bermula dari lenyapnya kejujuran dan suburnya ketidakjujuran dalam kehidupan kita.

Jamaah Jumat rahimakumullāh,

Kejujuran telah menjadi barang langka di tengah masyarakat kita. Di mana-mana kita justru dengan mudah menemukan ketidakjujuran.

Di dalam rumah tangga, ketidakjujuran dapat terjadi antara suami dan istri, atau antara orang tua dan anak. Di pasar, ketidakjujuran terjadi ketika pedagang tidak jujur dalam menimbang barang dagangannya.

Potret ketidakjujuran ini mencapai puncaknya dalam kasus-kasus korupsi yang seolah menjadi hal biasa.

Tak heran jika Indonesia digolongkan sebagai negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Masalah korupsi ini bahkan sering kali lebih sering menghiasi berita dibandingkan isu-isu kemiskinan.

Lebih tragisnya lagi, kejahatan-kejahatan ini justru dicontohkan oleh para pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi teladan.

Banyak kasus korupsi yang kita dengar, namun hilang begitu saja tanpa ada proses hukum yang jelas. Sebelum kita lupa pada satu kasus korupsi, kasus serupa—bahkan lebih besar—muncul lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini