Persiapkan Generasi Emas, Muhammadiyah Rilis Program Inkubasi Mubalig-Ulama
Tabligh Institute. foto:ist
UM Surabaya

Pada tahun 2045, Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 70 persen, sementara sisanya 30 persen adalah penduduk usia tidak produktif (di bawah 14 tahun dan di atas 65 tahun).

Tantangan besar ini menjadi sorotan utama pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar dan menghasilkan keputusan penting untuk menghadapi dinamika demografi tersebut.

Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, dalam sebuah pernyataan di Tabligh Institute, Kamis (29/8/2024), menegaskan pentingnya menyiapkan generasi muda untuk masa depan bangsa.

Pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo, Jawa Tengah, Muhammadiyah menekankan perlunya perhatian khusus pada spiritualitas generasi milenial, termasuk Generasi Z dan Alfa.

Menurut Fathurrahman, Muhammadiyah melalui Majelis Tabligh berkomitmen untuk memperkuat aspek keagamaan generasi muda, karena mereka akan menjadi tulang punggung bangsa di masa depan.

“Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah diberi amanah untuk memperhatikan spiritualitas anak-anak generasi milenial,” ujarnya.

Sebagai respons terhadap fenomena ini, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah meluncurkan program inovatif melalui “Inkubasi Mubalig-Ulama,” sebuah inisiatif untuk membina kader ulama dan mubalig yang berkualitas. Bidang baru yang dinamakan “Tabligh Global dan Kerjasama Internasional,” dipimpin oleh Ustaz Adi Hidayat, dihadirkan untuk mendukung program ini.

Program inkubasi ini dilaksanakan dalam dua bentuk: pertama, inkubasi kader di luar negeri dengan memfasilitasi pendidikan S1 dan S2 (Dirāsāt ‘Ulya) di Kulliyatu-d-Dakwah, Tripoli, Libya, yang sudah berjalan selama tiga gelombang.

Kedua, inkubasi kader secara mandiri melalui Tabligh Institute, sebuah inisiatif untuk menghidupkan kembali tradisi lama Muhammadiyah dalam melahirkan mubalig-mubalig muda.

Fathurrahman mengatakan, inkubasi kader ini bertujuan untuk memperkuat ideologi, pandangan keagamaan, dan metodologi dakwah Muhammadiyah di era digital.

“Mereka diproyeksikan untuk mengisi ruang kosong dalam kegiatan ketabligan di seluruh jaringan Majelis Tabligh se-Indonesia, terutama di masjid-masjid yang juga merupakan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM),” tandasnya.

Program inkubasi ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia yang memiliki kompetensi keagamaan dan intelektual untuk menjawab tantangan zaman. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini