Serakah pada Dunia, Bahaya yang Menggerogoti Iman
foto: adobestock
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Don’t bite off more than you can chew.”

(Jangan menggigit lebih banyak daripada yang bisa kau kunyah)

Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), serakah berarti selalu ingin memiliki lebih dari yang sudah dimiliki — loba, tamak, dan rakus.

Di era modern ini, godaan untuk menjadi sosok yang serakah sangatlah kuat. Di tempat kerja, di sekolah, atau di lingkungan apa pun, rayuan keserakahan menanti untuk menerkam siapa saja yang lengah.

Orang yang serakah tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, bahkan rela melakukan hal tercela untuk memuaskan nafsunya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ka’ab bin Malik, Rasulullah saw bersabda:

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ

“Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR. At-Tirmidzi No. 2376)

Hadis ini menegaskan bahwa ketamakan terhadap harta dan jabatan bisa sangat merusak iman seseorang.

Keinginan berlebihan untuk memiliki lebih sering kali membuat manusia terjerumus dalam perilaku zalim, bohong, dan keji, bahkan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Manusia, pada dasarnya, sangat mencintai harta dan tidak pernah merasa puas dengan yang sedikit. Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

يَكْبَرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ اثْنَانِ: حُبُّ الْمَالِ وَطُولُ الْعُمُرِ

“Anak Adam (manusia) semakin tua dan menjadi besar juga bersamanya dua hal: cinta harta dan panjang umur.” (HR. Al-Bukhâri No. 6421 dan Muslim No. 1047)

Hadis ini mengajarkan bahwa manusia selalu mendambakan dua hal: kekayaan dan umur panjang.

Ia ingin hidup kekal, mencintai panjang umur, dan mencintai harta karena harta dianggap sebagai kunci untuk tetap sehat dan hidup lebih lama.

Maka, semakin merasa hartanya berkurang, semakin kuatlah cintanya pada harta tersebut.

Jangan biarkan keserakahan merusak hidup kita. Jadilah pribadi yang selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini dan tidak terjebak dalam godaan tamak yang menghancurkan.

Sebab, kecukupan sejati datang dari hati yang puas dan rasa syukur kepada Allah SWT.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini