*) Oleh: Dr. Ajang Kusmana
Allah SWT kerap memberikan ujian kepada hamba-Nya. Ujian tersebut datang dalam berbagai bentuk, seperti bencana, penyakit, dan godaan.
Namun, siapakah yang paling berat menerima ujian ini? Allah SWT menjelaskan tentang keniscayaan ujian ini dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar.”
Lantas, siapakah yang paling berat ujiannya di antara umat manusia? Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa para nabi-Nya adalah orang-orang yang mendapat ujian paling berat.
Dari Sa’ad ibn Abi Waqqash RA, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berat ujiannya?’
Rasulullah saw menjawab, ‘Para nabi, kemudian orang-orang yang mendekati sifat nabi, dan seterusnya. Seseorang diuji sesuai dengan kekuatan agamanya. Jika agamanya kuat, cobaannya pun semakin berat. Jika agamanya lemah, ia diuji sesuai dengan kadar agamanya. Ujian tidak akan pernah lepas dari seseorang hingga ia meninggalkan dunia ini tanpa menanggung kesalahan.'”
Hikmah di Balik Ujian Berat Para Nabi
Allah SWT melipatgandakan ujian kepada wali-wali dan kekasih-Nya. Ujian yang diberikan kepada mereka bertujuan untuk membersihkan jiwa, menguatkan karakter, menghindarkan dari kerusakan, serta mendidik untuk selalu sabar dan berjihad.
Ujian, cobaan, jihad, dan kesabaran adalah jalan menuju kemenangan dan hasil yang baik. Imam Syafi’i pernah ditanya, “Mana yang lebih baik bagi seseorang, dikokohkan atau diuji?” Ia menjawab, “Dia tidak dikokohkan sebelum diuji.”
Ujian yang dihadapi para nabi Ulul Azmi menjadi bukti dari pernyataan tersebut. Ketika mereka bersabar atas ujian yang dihadapi, barulah mereka dikuatkan dan menjadi pemimpin dengan penuh kesabaran dan keimanan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah As-Sajdah ayat 24:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ
“Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami.”
Selain itu, ujian yang diberikan Allah SWT kepada para nabi-Nya membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang penuh kesabaran atas segala penderitaan yang dialami.
Mereka adalah teladan dalam bersabar, rida, tawakal, jihad, dan memiliki berbagai sifat mulia yang diinginkan Allah SWT.
Ujian yang diberikan kepada para nabi sesuai dengan kadar nikmat yang akan mereka terima. Siapa yang mendapatkan banyak nikmat, maka ujiannya pun akan semakin berat.
Ujian Sebagai Pendorong Mendekat kepada Allah
Ujian adalah sesuatu yang membuat manusia merasa kecil di hadapan Allah SWT. Dengan demikian, ujian dapat mendorong kaum muslim, termasuk para nabi, untuk senantiasa berdoa dan mendekat kepada Allah SWT.
Allah SWT akan membukakan pintu rida-Nya dan memberikan sesuatu yang lebih baik dan kekal daripada kenikmatan dunia yang ditinggalkan akibat ujian. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News