Krisis Kepemimpinan
UM Surabaya

*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi,
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur

Kaum muslimin harus berpolitik dan berhati hati dalam rangka mencari pemimpin yang akan datang, karena urusan bangsa ini semakin kompleks dan berat.

Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke pulau Kalimantan dengan nama Ibu Kota Nusantara (IKN) bukanlah masalah yang sepele dan ringan, tetapi berat dan bisa berlanjut pada hutang piutang negara yang besar serta berkelanjutan

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَا عِلٌ فِى الْاَ رْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَا لُوْۤا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.””

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)

Ketika Allah SWT ingin menciptakan manusia ke muka bumi ini sebagai khalifah atau wakil Allah SWT ditentang dan tidak disetujui oleh para malaikat.

Sifat dasar manusia adalah selalu membawa kerusakan dan onar, namun Allah SWT lebih mengetahui daripada malaikat-Nya.

Namun manusia juga sebagai seorang yang energik dan mau mengadakan perubahan yang membuat bumi ini semakin berkembang dan semarak.

Ajakan untuk mengawal dan mencari pemimpin yang amanah, baik dan terhormat telah Siddiq dan tabligh dimaktubkan dalam Al Qur’an dan Al hadits berikut ini. Pemimpin seperti ini masih banyak di negara kesatuan Republik Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim.

Walaupun sekarang kita sedang mengalami krisis kepemimpinan karena banyaknya partai yang berkuasa.

  1. Panggilan untuk mengawal dan mencari pemimpin yang amanah

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَنْ يَّرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْـنِهٖ فَسَوْفَ يَأْتِى اللّٰهُ بِقَوْمٍ يُّحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَهٗۤ ۙ اَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ ۖ يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا يَخَا فُوْنَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.”

اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَا كِعُوْنَ

“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah).”

وَمَنْ يَّتَوَلَّ اللّٰهَ وَ رَسُوْلَهٗ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَاِ نَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْغٰلِبُوْنَ

“Dan barang siapa menjadikan Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang.”

(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 54-56)

  1. Hadirkan pemimpin yang seperti NABI Muhammad

لَـقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِا لْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”

فَاِ نْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۗ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

“Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.””

(QS. At-Taubah 9: Ayat 128- 129)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini