Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Al-A’masy dengan lafaz yang sama.
ุงูู ุฃูุจูู ุฏูุงููุฏู: ุญูุฏููุซูููุง ู ูุณูุฏููุฏุ ุญูุฏููุซูููุง ููุญููููุ ุนููู ุนูุจูููุฏู ุงููููููุ ุญูุฏููุซูููุง ููุงููุนูุ ุนููู ุนูุจูุฏู ุงููู ุจู ุนู ุฑุ ุนููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู: “ุงูุณููู ูุนู ููุงูุทููุงุนูุฉู ุนูููู ุงููู ูุฑูุกู ุงููู ูุณูููู ู ูููู ูุง ุฃูุญูุจูู ููููุฑูููุ ู ูุง ููู ู ููุคูู ูุฑู ุจูู ูุนูุตูููุฉูุ ููุฅูุฐูุง ุฃูู ูุฑู ุจูู ูุนูุตูููุฉู ููููุง ุณูู ูุนู ููููุง ุทูุงุนูุฉู”.
Imam Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Nafi’, dari Abdullah ibnu Umar, dari Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) yang telah bersabda: Tunduk dan patuh diperbolehkan bagi seorang muslim dalam semua hal yang disukainya dan yang dibencinya, selagi ia tidak diperintahkan untuk maksiat. Apabila diperintahkan untuk maksiat, maka tidak boleh tunduk dan tidak boleh patuh.
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya melalui hadis Yahya Al-Qattan.
Dari Ubadah ibnus Samit, “Kami bersumpah setia kepada Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) untuk tunduk patuh dalam semua keadaan, baik dalam keadaan semangat ataupun dalam keadaan malas, dalam keadaan sulit ataupun dalam keadaan mudah, dengan mengesampingkan kepentingan pribadi, dan kami tidak akan merebut urusan dari yang berhak menerimanya.” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda:
ยซุฅููููุง ุฃููู ุชูุฑูููุง ููููุฑูุง ุจูููุงุญูุง ุนูููุฏูููู ู ููููู ู ููู ุงูููููู ุจูุฑูููุงููยป
Terkecuali jika kalian melihat kekufuran secara terang-terangan di kalangan kalian, dan ada bukti dari Allah mengenainya.
Hadis diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Di dalam hadis yang lain, dari Anas, disebutkan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda:
ยซุงุณูู ูุนููุง ููุฃูุทููุนููุงุ ููุฅูููู ุฃูู ููุฑู ุนูููููููู ู ุนูุจูุฏู ุญูุจูุดูููู ููุฃูููู ุฑูุฃูุณููู ุฒูุจููุจูุฉูยป
Tunduk dan patuhlah kalian, sekalipun yang memimpin kalian adalah seorang budak Habsyah yang kepalanya seperti zabibah (anggur kering).
Hadis riwayat Imam Bukhari.
Dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:
ุฃูููุตูุงููู ุฎููููููู ุฃููู ุฃูุณูู ูุนู ููุฃูุทููุนูุ ููุฅููู ููุงูู ุนูุจูุฏูุง ุญูุจูุดููููุง ู ูุฌูุฏููุน ุงููุฃูุทูุฑูุงูู
Kekasihku (Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam).) telah mewasiatkan kepadaku agar aku tunduk dan patuh (kepada pemimpin), sekalipun dia (si pemimpin) adalah budak Habsyah yang cacat anggota tubuhnya (tuna daksa).
Hadis riwayat Imam Muslim.
Dari Ummul Husain. disebutkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) mengatakan dalam khotbah haji wada’-nya:
ยซูููููู ุงุณูุชูุนูู ููู ุนูููููููู ู ุนูุจูุฏู ูููููุฏูููู ู ุจูููุชูุงุจู ุงููููููุ ุงุณูู ูุนููุง ูููู ููุฃูุทููุนููุงยป
Seandainya seorang budak memimpin kalian dengan memakai pedoman Kitabullah, maka tunduk dan patuhlah kalian kepadanya.
Hadis riwayat Imam Muslim. Menurut lafaz lain yang juga dari Imam Muslim disebutkan:
ยซุนูุจูุฏูุง ุญูุจูุดููููุง ู ูุฌูุฏููุนูุงยป
budak Habsyah yang tuna daksa (cacat anggota tubuhnya).
ููุงูู ุงุจููู ุฌูุฑููุฑู: ุญูุฏููุซูููู ุนูููููู ุจููู ู ูุณูููู ู ุงูุทูููุณููููุ ุญูุฏููุซูููุง ุงุจููู ุฃูุจูู ููุฏูููููุ ุญูุฏููุซูููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ู ูุญูู ููุฏู ุจููู ุนูุฑูููุฉู ุนููู ููุดูุงู ู ุจููู ุนูุฑูููุฉูุ ุนููู ุฃูุจูู ุตูุงููุญู ุงูุณููู ููุงููุ ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉูุ ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู: “ุณููููููููู ู ุจูุนูุฏูู ููููุงุฉูุ ูููููููููู ู ุงููุจูุฑูู ุจูุจูุฑููููุ ูููููููููู ู ุงููููุงุฌูุฑู ุจูููุฌููุฑูููุ ููุงุณูู ูุนููุง ููููู ู ููุฃูุทููุนููุง ููู ููููู ู ูุง ููุงูููู ุงููุญููููุ ููุตูููููุง ููุฑูุงุกูููู ูุ ููุฅููู ุฃุญุณููุง ูููู ูููู ูุฅู ุฃุณุงุกูุง ููููููู ู ููุนูููููููู ู”
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ali ibnu Muslim At-Tusi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Muhammad ibnu Urwah, dari Hisyam ibnu Urwah, dari Abu Saleh As-Simman, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda: Kelak sesudahku kalian akan diperintah oleh para pemimpin, maka ada pemimpin yang bertakwa yang memimpin kalian dengan ketakwaannya, dan ada pemimpin durhaka yang memimpin kalian dengan kedurhakaannya. Maka tunduk dan patuhlah kalian kepada mereka dalam semua perkara yang sesuai dengan kebenaran, dan bantulah mereka. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikannya bagi kalian dan mereka. Dan jika mereka berbuat buruk, maka baik bagi kalian dan buruk bagi mereka.