Surat Al Maun di Tangan KH Ahmad Dahlan Menjadi Rumah Sakit, Rumah Miskin, dan Rumah Yatim
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat peresmian Gedung Perguruan Muhammadiyah Cabang Tandes dan Milad 1 Abad RS PKU Muhammadiyah Surabaya.
UM Surabaya

Rumah sakit atau poliklinik yang dibangun oleh Muhammadiyah bukan sekadar fasilitas kesehatan, melainkan simbol dan kelanjutan dari implementasi ajaran Al-Maun yang dicetuskan oleh KH Ahmad Dahlan bersama Kiai Sudja.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara Peresmian Gedung Perguruan Muhammadiyah Cabang Tandes dan Milad 1 Abad RS PKU Muhammadiyah Surabaya pada Ahad (01/09/2024).

Menurut Haedar yang mengutip ungkapan Kiai Sudja, ajaran Al Maun ini mengandung pesan welas asih, cinta kasih kepada sesama tanpa pandang bulu. Dengan pelayanan kesehatan, Muhammadiyah berupaya menolong siapa saja, tanpa memandang agama, suku, ras, atau golongan. Ini adalah cerminan dari ajaran Al-Maun yang menekankan kepedulian terhadap sesama manusia.

Haedar menuturkan bahwa ajaran welas asih Al-Maun berbeda secara mendasar dengan konsep “struggle for life” dari Charles Darwin. Menurut Darwin, kehidupan adalah perjuangan di mana yang kuatlah yang akan bertahan dan menang. Dalam kerangka ini, orang-orang kecil dan mereka yang tertinggal akan terus berada dalam keadaan terpinggirkan tanpa ada harapan untuk mencapai kesejahteraan.

Sebaliknya, Haedar mengungkapkan bahwa Al-Maun mengajarkan setiap manusia, tanpa memandang kekuatannya, layak untuk diperjuangkan kesejahteraannya. Ajaran ini menantang konsep Darwin dengan menawarkan alternatif yang lebih manusiawi dan berkeadilan.

“Ajaran Al Maun yang mengandung nilai welas asih mendobrak struggle for life milik Darwin. Ini satu contoh dari apa yang disebut dengan karakter gerakan Muhammadiyah,” ucap Haedar.

Al-Maun, dengan nilai-nilai welas asihnya, menjadi pilar dalam karakter gerakan Muhammadiyah. Ajaran ini tidak hanya berhenti pada aspek kemanusiaan yang penuh kasih, tetapi juga berorientasi pada upaya memajukan dan memberdayakan masyarakat.

Melalui Al-Maun, KH Ahmad Dahlan melahirkan tiga bentuk gerakan nyata: rumah sakit, rumah miskin, dan rumah yatim. Ketiga institusi ini merupakan hasil asli dari pemikiran dan implementasi KH Dahlan dan Kiai Sudja, sebuah manifestasi nyata dari ajaran Al-Maun.

Al-Maun di tangan KH Ahmad Dahlan tidak hanya menjadi bacaan yang dihafal, tetapi diubah menjadi gerakan amaliyah yang nyata. Di masanya, meski banyak umat Islam yang hafal surat ini, hanya KH Dahlan yang mampu menerjemahkan makna terdalam dari surat pendek ini ke dalam aksi nyata yang berdampak luas.

“Al Maun di tangan KH Dahlan menjadi gerakan amaliyah. Saat itu setiap orang Islam hafal surat ini, namun hanya KH Dahlan yang mampu menorehkan makna terdalam dari surat yang pendek ini,” ucap Haedar. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini