Kedudukan Akal dalam Islam
Untuk memahami kedudukan akal dalam Islam, kita harus merujuk pada Al-Qur’an dan Hadis, yang menunjukkan bahwa Allah sangat memuliakan akal.
Allah mendorong manusia untuk menggunakan akal dengan maksimal, karena akal membantu kita mengambil pelajaran dari lingkungan sekitar, memperlancar proses pendidikan, dan mencapai kemajuan pribadi maupun bangsa.
Beberapa ayat Al-Qur’an yang menunjukkan kedudukan akal dalam Islam antara lain:
“Tidakkah mereka perhatikan langit di atas mereka bagaimana ia Kami jadikan serta hiasi dan tiada celah-celah padanya? Dan bumi Kami bentangkan serta letakkan di atasnya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya dari tiap jenis pasangan yang indah?” (QS. Qaf: 6-7)
“Maka hendaklah manusia merenungkan dari apa ia diciptakan. Ia diciptakan dari air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang punggung dan tulang rusuk.” (QS. At-Tariq: 5-7)
“Kitab yang Kami turunkan padamu penuh berkah agar mereka merenungkan ayat-ayatnya dan orang berpikiran memperoleh pelajaran.” (QS. Shad: 29)
“Apakah yang menciptakan sama dengan yang tidak menciptakan? Apakah tidak kamu perhatikan?” (QS. An-Nahl: 17)
“Apakah sama orang yang tahu dengan orang yang tidak tahu? Hanya orang yang berpikiranlah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
“Seburuk-buruk binatang pada pandangan Allah adalah yang tuli, bisu, dan tidak mempergunakan akal.” (QS. Al-Anfal: 22)
“Sungguh pada penciptaan langit dan bumi serta bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berpikir.” (QS. Ali Imran: 190)
Pentingnya Memfungsikan Akal dalam Proses Pendidikan
Memfungsikan akal secara maksimal sangat penting untuk kelancaran proses pendidikan, baik di bangku sekolah, kuliah, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Akal adalah alat yang luar biasa dalam jiwa manusia, yang memungkinkan kita memahami kehidupan, menilai realitas, dan bertindak dengan bijaksana.
Tanpa akal, kita tidak dapat membedakan antara yang benar dan salah, serta cenderung terjerumus dalam kesalahan dan penderitaan.
Dalam proses pembelajaran, akal memungkinkan kita memahami materi yang diajarkan, mengetahui kegunaan ilmu, dan mengambil pelajaran dari berbagai pengalaman.
Dengan memfungsikan akal, kita tidak hanya menjadi bijaksana dalam berbuat, tetapi juga mampu membangun bangsa dan menciptakan kesejahteraan.
Penggunaan akal dan ilmu pengetahuan sangat penting dan menjadi keharusan bagi mahasiswa dalam meraih cita-cita.
Kehidupan perkuliahan, pekerjaan, dan karir sangat membutuhkan penggunaan akal dan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi.
Para kader IMM, marilah kita laksanakan perintah Allah dengan memaksimalkan akal pikiran dan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai landasan dalam bertindak. Dengan begitu, kita akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. (*)
Referensi:
Nasution, Harun. 1986. Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-press).
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News