*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd,
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“On the day (when) their faces are turned upside down in hell, they will say, “O, if only we had obeyed Allah and obeyed (also) the Messenger.”
(Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, ‘Wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul)
Ketika mendengar kata “Kiamat”, yang terbayang adalah sebuah peristiwa besar dan dahsyat yang akan terjadi di akhir zaman. Kiamat adalah sebuah konsep yang diakui oleh banyak agama, termasuk Islam.
Dalam Islam, kiamat digambarkan sebagai peristiwa luar biasa yang pasti terjadi. Tidak ada yang bisa menghindari atau menunda kedatangannya. Sebagaimana firman-Nya:
فَإِذَا جَاۤءَتِ ٱلصَّاۤخَّةُ. يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ. وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ.وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ. لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
(QS. Abasa: 33-37)
Ayat ini menggambarkan suasana mencekam di hari kiamat saat Malaikat Israfil meniup sangkakala. Ibnu Abbas memaknai ٱلصَّاۤخَّةُ sebagai salah satu nama hari Kiamat atau tanda suara keras yang memekakkan telinga.
Di tengah situasi ini, manusia akan melarikan diri dari orang-orang terdekatnya: saudara, orang tua, pasangan, dan anak-anak. Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri, melupakan semua yang pernah mereka cintai.
Kondisi ini terjadi tanpa pandang bulu, baik bagi orang yang saleh maupun yang berdosa. Oleh karena itu, kita diingatkan untuk selalu mempersiapkan diri dengan beribadah dan beramal saleh.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً ». قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ -صلى الله عليه وسلم- « يَا عَائِشَةُ الأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ
“Manusia kelak pada hari kiamat akan dihimpun dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang bulat, dan tidak berkhitan. Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah laki-laki dan perempuan akan dihimpun bersama-sama dan saling melihat satu sama lain?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, urusannya jauh lebih besar daripada hanya sekedar melihat aurat satu sama lain.” (HR Bukhari No. 6527 dan Muslim No. 2859)
Demikianlah dahsyatnya peristiwa kebangkitan dan pengumpulan manusia di Padang Mahsyar. Semua tergantung pada amal perbuatan di dunia; siapa yang baik akan selamat, dan yang buruk akan celaka.
Oleh karena itu, sebagai umat Muslim yang beriman, kita harus senantiasa mempersiapkan diri dengan berbuat kebaikan dan menjauhi keburukan.
Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News