*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Seorang lelaki datang kepada al Hasan al Basri kemudian berkata kepadanya:
“Saya mendengar bahwa setiap maksiat itu ada hukumannya, maka sungguh saya telah banyak bermaksiat kepada Allah Ta’ala dan Dia belum menghukumku.”
Syekh menjawabnya:
“Duhai anakku, Allah Ta’ala sudah banyak menghukummu tapi tidak engkau sadari.”
Dia berkata: “Bagaimana..?!”
Syekh menjawab:
“Bukankah Dia telah mengambil darimu kenikmatan bermunajat kepada-Nya?!”
“Bukankah telah banyak hari yang berlalu tanpa engkau membaca sedikit pun dari Al Qur’an?!”
“Bukankah telah berlalu malam-malam dimana engkau dijauhkan dari ibadah di dalamnya?!”
“Bukankah telah ditahan lisanmu dari berdzikir?”
“Bukankah Dia telah menghukummu dengan kecintaan terhadap harta, jabatan, dan popularitas?!”
“Bukankah engkau merasakan hatimu berat untuk melakukan ketaatan?!”
“Bukankah telah dimudahkan untukmu berghibah, adu domba, dan berbohong?”
“Bukankah engkau telah dilupakan akan akhirat dan dunia dijadikan prioritas terbesarmu?”
“Bukankah telah berlalu padamu musim-musim kebaikan: Ramadhan, enam hari Syawal, sepuluh hari Dzulhijjah, dan engkau tidak disibukkan dengannya sesuai apa yang seharusnya engkau laksanakan?”
Sesungguhnya hukuman Allah Ta’ala yang paling ringan adalah yang bisa dirasakan, seperti pada harta, anak keturunan, dan kesehatan. Ketahuilah, yang terberat darinya adalah apa-apa yang tidak dirasakan oleh hati.
Hukuman terbesar Allah Ta’ala bukan yang engkau ketahui akan tetapi dari hukumannya engkau dibukakan dunia yang membuatmu melupakan akhirat. Engkau dibukakan ilmu dunia yang membuatmu sibuk dan jauh dari ilmu syar’i atau belajar ilmu agama. Atau engkau diberi harta yang banyak tapi dijauhkan dari nikmatnya keta’atan dan ibadah. Demi Allah, inilah hukuman yang paling berat.
Maka, berapa banyak engkau dihukum tapi engkau tak menyadarinya.
Barakallahu fiikum.
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News