Kebenaran Hakiki
foto: istock
UM Surabaya

*) Oleh: Muhammad Nashihudin, MSi,
Ketua Majelis Tabligh PDM Jakarta Timur

Kebenaran sejati datang dari Allah SWT sebagai petunjuk bagi para hamba-Nya, agar mereka selamat dalam menempuh kehidupan dunia dan akhirat.

Di zaman sekarang, banyak yang mengklaim kebenaran, tetapi jika sumbernya bukan dari Allah SWT dan Rasul-Nya, maka itu adalah kebenaran yang semu dan palsu. Al-Islam adalah yang tertinggi, dan tidak ada yang lebih tinggi dari Islam.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Kebenaran itu dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 60)

1. Jika Kebenaran Mengikuti Hawa Nafsu, Kehancuran Menanti

“Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.” (QS. Al-Mu’minun 23: Ayat 71)

2. Al-Islam: Jalan Menuju Kebahagiaan

“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 153)

3. Kebenaran Pasti Menang

“Dan katakanlah, ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.’ Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 81)

4. Penjelasan Tafsir Ibnu Katsir: Menjaga Kemurnian Kebenaran
Allah SWT melarang mencampuradukkan antara yang hak dan yang batil serta menyembunyikan kebenaran yang sudah diketahui. Dalam QS. Al-Baqarah 42-43, Allah menegaskan:

“Dan janganlah kalian campur adukkan yang hak dengan yang batil, dan janganlah kalian sembunyikan yang hak itu, sedangkan kalian mengetahui. Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 42-43)

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat ini ditujukan kepada Bani Israil yang sering kali menyembunyikan kebenaran yang telah mereka ketahui dari kitab-kitab mereka sendiri tentang kedatangan Nabi Muhammad saw.

Allah SWT memerintahkan mereka agar menjelaskan kebenaran yang hakiki dan tidak mencampurkannya dengan kebatilan.

Kebenaran hanya ada satu, yaitu kebenaran yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya. Janganlah kita tertipu oleh kebenaran yang semu yang mengikuti hawa nafsu dan kepentingan duniawi.

Sebaliknya, marilah kita berpegang teguh pada petunjuk Ilahi agar selamat dan beruntung di dunia dan akhirat.

“Allah Maha Benar dengan Segala Firman-Nya.” (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini