*) Oleh: Rumini Zulfikar,
Penasihat PRM Troketon
“Mengajak atau berdakwah tidak harus selalu di atas mimbar, tetapi bisa melalui lingkaran-lingkaran kecil (Maiyah) dengan bil hikmah wa maidhah hasanah.”
Demikianlah pesan yang ingin disampaikan oleh Rumini Zulfikar mengenai pentingnya dakwah komunitas di era modern.
Kehidupan manusia yang beragam dalam karakter, usia, budaya, dan hobi memerlukan pendekatan dakwah yang peka, kreatif, dan efektif.
Agar pesan-pesan agama dapat diterima dengan baik, seorang dai harus mampu membaca situasi, menganalisis, dan memetakan objek dakwah dengan ilmu dan retorika yang tepat.
Komunitas-komunitas dalam masyarakat hadir dalam berbagai bentuk, seperti seni, budaya, olahraga, dan lainnya.
Dari komunitas-komunitas inilah, kita dapat memberikan pencerahan dan kontribusi untuk kemajuan, baik dari segi spiritual maupun duniawi.
Dakwah komunitas adalah upaya memberikan makna dan hidup yang lebih baik di sekitar kita.
Salah satu contoh nyata dakwah komunitas adalah keberadaan komunitas “Ngopi Bareng” (NGOBAR) yang didirikan oleh penulis, yang akrab dipanggil GusZul. Komunitas ini telah berusia lima tahun pada 31 Agustus 2024.
Ini adalah bagian dari ikhtiar untuk berkontribusi dalam memajukan lingkungan bersama tokoh-tokoh seperti Ismail, Nurchamid, Agus Handoko, dan Teguh Budiyono.
Inspirasi komunitas ini diambil dari Surat An-Nahl ayat 125, yang mengajarkan pentingnya berdakwah dengan hikmah dan cara yang baik.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”