Haedar Nashir Pesan Jangan Ada “Pemberotakan Diam-diam” di Keluarga Aktivis Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
UM Surabaya

Peran eksternal dan internal harus diseimbangkan, termasuk peran sebagai aktivis Muhammadiyah dan peran di keluarga, lebih-lebih sebagai orang tua supaya kaderisasi di keluarga tersebut tetap jalan.

Pesan itu disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Kamis (5/9/2024) dalam Pelatihan Penggerak Utama Persyarikatan Muhammadiyah di BBPPMPV Seni dan Budaya, Sleman.

Termasuk Pimpinan Muhammadiyah di berbagai level, menurut Haedar tidak ada larangan bagi mereka hidup cukup maupun secara sederhana, tapi jangan sampai mereka ‘keleleran’. Pimpinan di Muhammadiyah harus memiliki struggle for life yang tinggi.

“Karena keluarga perlu dicukupi supaya tidak terjadi pemberontakan diam-diam dari anak-anaknya,” katanya.

Haedar menaruh perhatian khusus terkait ini, sebab jangan sampai aktivis bisa kelihatan menjadi figur penting di masyarakat namun dalam rumah tangga dia mengalami pemberontakan dari anak-anaknya.

Keseimbangan peran untuk keluarga, dan peran publik seorang muslim terlebih aktivis Persyarikatan Muhammadiyah harus seimbang, karena menjaga keseimbangan ini merupakan ajaran dari Nabi Muhammad SAW.

Di sisi lain, hal ini juga bagian dari memaksimalkan fungsi atau peran manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi sebagai khalifah. Maka dari itu, jangan diletakkan sama praktik hidup aktivis dahulu dengan yang sekarang.

Menurutnya, yang bisa ditiru dari kesederhanaan aktivis Muhammadiyah dulu adalah substansi atau intisari dari perjuangan hidup sederhana itu, bukan malah direplikasi polanya. Sebab era dulu dan sekarang berbeda.

Di era sekarang, dengan segala daya yang dimiliki oleh Persyarikatan Muhammadiyah diharapkan geraknya lebih produktif. “Dahulu begitu rupa perjuangan untuk persyarikatan di saat keterbatasan. Di saat sekarang ada kecukupan kita tidak bisa berbakti, itu berarti ada sesuatu yang salah,” ungkapnya.

Menurut Guru Besar Ilmu Sosiologi ini, tata kelola organisasi harus lebih efisien, efektif, dan dinamis. Meski dengan keadaan cukup di masa sekarang, Haedar menekankan supaya para aktivis tidak melampaui batas. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini