Oleh: Ihsan Nursidik, MAg,
Pengajar di Pondok Pesantren Darul Arqam Daerah Garut
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Amma Ba’du
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
Amma Ba’du
Hadirin, jamaah rahimani wa rahimakumullah,
Banyak di antara kita mungkin terlena oleh sesuatu yang memikat dari dunia. Betapa hiasan dan gemerlap dunia membuat kita merasa hidup selamanya, merasa mampu untuk melakukan segalanya, merasa kebahagiaan dapat diperoleh dengan berusaha.
Sebaliknya, tidak sedikit pula di antara kita yang penuh dengan kegelisahan dan kekhawatiran terhadap kehidupan dunia ini.
Seakan hidup di dunia ini penuh dengan marabahaya; bagai penjara berlapis baja. Sampai-sampai mengurung diri dari dunia, menjauhi segala realitas dan kenikmatan yang ada di dunia.
Namun, bersamaan dengannya, dua golongan ini melupakan inti dari kehidupan dunia itu sendiri. Golongan pertama, melupakan esensi kehidupan dunia yang fana, mereka lupa bahwa semua itu hanyalah alat, bukan kesenangan yang sebenar-benarnya.
“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS Al-Hadid: 20).
Padahal sewaktu-waktu, bahkan dengan begitu mendadak! Mereka akan bertemu dengan ajalnya, sedangkan ajal itu tidak dapat diakhirkan, walau sedetik pun.
Ia melupakan status hambanya yang rendah, kedudukan harta yang dimilikinya sejatinya hanyalah titipan dari Sang Pemberi Titipan, sebab manusia tidak memiliki daya dan upaya sedikit pun, semua terjadi atas izin-Nya.
Sedangkan golongan kedua, mereka lupa bahwa esensi kehidupan dunia itu merupakan tempat beramal, tempat mencari bekal juga tempat berlomba-lomba dalam kebaikan.
Mereka yang mengutuk kenikmatan dunia sejatinya melupakan statusnya sebagai khalifah fil ardh.