Menjadi Insan Pilihan
foto: philosophy.institute
UM Surabaya

*) Oleh: Masro’in Assafani, MA,
Wakil Ketua PDM Lamongan

Nabi dan Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT, yang derajatnya diangkat lebih tinggi daripada manusia lainnya. Mereka dipilih untuk membawa petunjuk dan menyampaikan jalan kebenaran, yakni jalan shirathal mustaqim.

Allah SWT berfirman:

وَمِنْ اٰبَآئِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَاِخْوَانِهِمْ ۚ وَاجْتَبَيْنٰهُمْ وَهَدَيْنٰهُمْ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

“(Dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rasul) dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 87)

Makna Ayat

Derajat yang Ditinggikan: “(dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari nenek moyang mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka.”

Manusia Pilihan: “Kami telah memilih mereka (menjadi nabi dan rasul).”

Petunjuk Ilahi: “dan mereka Kami beri petunjuk ke jalan yang lurus.”
Pelajaran yang Dapat Diambil:

Ayat ini mengajarkan bahwa para Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia teladan, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya (QS. Al-An’am: 85-86), di antaranya adalah Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas, Ismail, Ilyasa’, Yunus, dan Lut. Mereka adalah insan-insan pilihan Allah yang layak menjadi contoh bagi umat manusia.

Contoh Insan Pilihan

Para nabi yang disebutkan Allah SWT dalam Al-Qur’an adalah mereka yang diabadikan dengan kisah-kisah hidup yang penuh hikmah.

Contohnya, Nabi Yunus, yang mengalami cobaan berat ketika berada di dalam perut ikan di tengah samudera yang dalam. Dalam kesulitannya, beliau mengukir kalimat tauhid:

“لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين”

“Dengan demikian, beliau pun diselamatkan dan akhirnya tiba di pantai dengan selamat.”
(Kisah ini dapat dibaca dalam QS. Al-Anbiya 21: Ayat 83-87).

Doa Nabi Yunus:

وَ ذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّـقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.'” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 87)

Dengan demikian, Allah SWT mengajarkan kita melalui kisah-kisah para nabi bahwa ujian dan cobaan adalah bagian dari perjalanan menuju kesempurnaan iman dan ketaatan kepada-Nya.

Semoga kita dapat meneladani mereka, insan-insan pilihan yang telah Allah tinggikan derajatnya. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini