Haedar Nashir Berpesan agar Masjid Tidak Sebatas untuk Ibadah Khusus
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir Resmikan Pengembangan Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah Surabaya.
UM Surabaya

#Resmikan Pengembangan Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah Senilai Rp6 Miliar

Setelah melakukan peletakan batu pertama di UM Gresik, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir meresmikan pengembangan Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah Kecamatan Karang Pilang, Kota Surabaya, Sabtu (7/9/2024).

Pengembangan Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah ini awalnya dianggarkan biaya Rp15 miliar. Namun karena lahan calon tempat perluasan dihibahkan, sehingga tidak jadi dibeli, maka panitia pembangunan mengeluarkan dana cukup Rp6 miliar yang berasal dari donatur dan dana sukarela jemaah.

Haedar mengapresiasi semangat beramal jemaah Masjid Muhammadiyah Gunungsari Indah. Terlebih Masjid ini didesain ramah jemaah, maka itu merupakan nilai lebih yang dimiliki oleh masjid ini.

“Masjid merupakan satu di antara banyak sarana yang digunakan Muhammadiyah untuk merawat jemaah. Sebab Muhammadiyah juga bergerak di ranah ekonomi, sosial, pendidikan, dan kesehatan tentunya,” katanya.

Haedar berpesan supaya masjid ini dimakmurkan tidak hanya dengan ibadah khusus saja, melainkan sebagai pusat kegiatan untuk membangun masyarakat maju. Sekaligus juga sebagai wadah untuk kegiatan filantropi Islam atau zakat dan berbagai turunannya.

Melalui masjid diharapkan relasi sosial antar masyarakat dapat dibangun dengan baik, sehingga sifat-sifat utama dapat tumbuh. Masjid juga sebagai tempat aktualisasi manusia sebagai hamba Allah SWT, yang tidak hanya merawat hubungan ke atas, tapi juga ke bawah.

Di sisi lain manusia juga tidak boleh melupakan perannya sebagai khalifah di dunia. Sebagai khalifah manusia dituntut untuk memakmurkan bumi dan seisinya. Hal itu dapat diartikan sebagai tugas pengelolaan namun dengan catatan tidak boleh merusak.

Oleh karena itu, Haedar Nashir berpesan supaya warga Muhammadiyah seimbang antara peran sebagai hamba dan khalifah. Keduanya tidak boleh dijalankan sepihak. Sebab jika hanya beribadah, tidak bekerja untuk urusan dunia tentu masjid dan pembangunan lainnya sulit direalisasikan.

“Jika kita tidak bekerja lalu bagaimana bapak ibu semua bisa beramal, dan bisa membangun masjid sebagus ini,” tutur Haedar.

Terkait dengan merawat masjid dan jemaah, Haedar berpesan supaya masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan, mengatur jemaah yang rapi, masjid selalu dibersihkan, tidak boros air sebagai cara berpihak pada lingkungan, dan mengedepankan sifat-sifat utama. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini