*) Oleh: As’ad Bukhari, SSos, MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)
Indonesia merupakan negara yang majemuk dan heterogen dengan falsafah bhineka tunggal ika yang menjadi simbol keberagaman bangsa Indonesia. Soal keberagaman dan perbedaan, Indonesia merupakan negara yang termasuk paling menjunjung tinggi kedamaian dan persatuan yang terjaga secara otentik.
Sebagai bangsa yang besar dengan lima pulau utamanya, membuktikan bahwa nilai pluralitas kebangsaan masih dapat menciptakan keharmonisan dalam satu bingkai negara NKRI. Hal ini tidak lepas dari pengaruh para pendahulu yang telah memberikan teladan kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama yang baik sesuai dengan nilai agama.
Kemajemukan Indonesia merupakan modal keberagaman yang dpaat memberikan contoh terbaik dalam membangun bangsa dengan perbedaan. Ini menjadi kekuatan yang membuat negara ini kelak menjadi rujukan bagi berbagai negara dalam persoalan keberagaman.
Namun, tetap saja masih ada kelemahan di dalamnya yang membuat sesekali terjadi disharmonis akibat dari politisasi, konflik kepentingan dan juga perang pemikiran ideologi.
Indonesia berdiri tak lepas dari perjuangan dan pengorbanan dari organisasi Islam bernama Muhammadiyah. Walaupun mungkin dalam aspek politik pemerintahan dalam beberapa hal masih ada nilai diskriminatif, namun Muhammadiyah tidak akan pernah dipisahkan atau lepaskan dengan Indonesia. Bahkan para tokoh Muhammadiyah termasuk yang paling banyak menjadi tokoh pahlawan nasional Indonesia yang tak akan ada orang bisa untuk membantahnya. Sebab, Muhammadiyah tidak akan pernah berhenti membangun negeri ini tanpa harus merasa paling NKRI, pancasilais, paling toleransi dan paling hebat. Diminta atau tidak, diberi atau tidak, diajak atau tidak, dilayani atau tidak, dihormati atau tidak, disegani atau tidak dan seterusnya Muhammadiyah akan terus berkorban untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Terlepas Muhammadiyah masih memiliki kekurangan baik di internal-nya sendiri, bukan berarti organisasi ini lemah tak berdaya. Perjalanan panjang Muhammadiyah dari pemeritahan Hindia Belanda, pemeritahan Orde lama, pemeritahan Orde baru sampai pemeritahan Orde reformasi memiliki sejarahnya masing-masing dalam kebangsaan. Tugas dakwah muhammadiyah membawa nilai islam berkemajuan tak akan pernah lelah berhenti.
Dakwah multikulturalisme Muhammadiyah adalah proses dakwah yang dilakukan dalam kemajemukan dan keberagaman suku, adat, agama, budaya dalam rangka menyeru pada kebaikan tanpa harus memaksakan apalagi merasa paling segalanya jauh dari arogansi. Dari Sabang sampai Merauke, dari timur ke barat, dari hulu sampai hilir, Indonesia memiliki multi budaya yang begitu beragam.
Pemahaman multikulturalisme ialah paham keberagaman yang pluralitas jamak terhadap nilai budaya dan bukan suatu paham yang menyamakan agama seperti konsep pluralisme agama yang cendrung sepilis dan sinkretis agama. Menjadi umat agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Kong hucu di manapun baik Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua lainnya tetap Indonesia.