UM Surabaya

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syuraih, telah menceritakan’kepada kami Hasyraj, dari Abu Nadrah, dari Abu Asib maula Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) yang telah menceritakan bahwa di suatu malam Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) keluar. lalu lewat di dekat rumahku, maka beliau memanggilku dan aku pun keluar menemaninya. Lalu Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) melewati rumah Abu Bakar dan memanggilnya, maka Abu Bakar keluar dan bergabung bersamanya. Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) berangkat meneruskan perjalannya hingga sampailah di sebuah kebun kurma milik seorang Ansar dan beliau memasukinya, lalu berkata kepada pemilik kebun itu, “Berilah kami makan.” Lalu pemilik kebun itu datang dengan membawa setandan buah kurma, dan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) makan bersama sahabat-sahabatnya, kemudian meminta air sejuk dan minum, lalu bersabda: Sesungguhnya kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang ini kelak di hari kiamat. Maka Umar mengambil ketandan buah kurma itu dan memukulkannya ke tanah hingga buahnya yang gemading berceceran di hadapan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., kemudian Umar bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita sungguh akan dimintai pertanggungjawaban tentang ini kelak di hari kiamat?” Maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab:

“نَعَمْ، إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: خِرْقَةٌ لَفَّ بِهَا الرَّجُلُ عَوْرَتَهُ، أَوْ كَسْرَةٌ سَدَّ بِهَا جَوْعَتَهُ، أَوْ جُحْرٌ تَدخَّل فِيهِ مِنَ الْحَرِّ وَالْقَرِّ”

Ya, kecuali tiga hal, yaitu kain yang digunakan oleh seseorang untuk menutupi aurat tubuhnya, atau sepotong roti yang dimakan untuk menutup rasa laparnya, atau rumah tempat bernaungnya dari kepanasan dan kedinginan.

Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ammar; ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan bahwa Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam)., Abu Bakar, dan Umar memakan buah kurma dan minum air, setelah itu Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda:

“هَذَا مِنَ النَّعِيمِ الَّذِي تُسْأَلُونَ عَنْهُ”

Ini termasuk nikmat yang kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya.

Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah, dari Ammar ibnu Abu Ammar, dari Jabir dengan lafaz yang sama.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Safwan ibnu Sulaim, dari Mahmud ibnur Rabi’ yang mengatakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya: Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. (At-Takatsur: 1) Ia meneruskan bacaannya sampai pada firman-Nya: kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia ini). (At-Takatsur: 8) Maka para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tentang nikmat apakah yang kami akan ditanyai mengenainya? Padahal sesungguhnya hanya kurma dan air, dan pedang kami yang selalu tersandang, sedangkan musuh menghadang di hadapan. Lalu nikmat apakah yang akan dipertanyakan kepada kami?” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab, “Ingatlah, sesungguhnya pertanyaan tentang hal itu pasti akan terjadi.”

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Amir alias Abdul Malik ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Mu’az ibnu Abdullah ibnu Habib, dari ayahnya, dari pamannya yang mengatakan bahwa kami berada di suatu majelis, lalu muncullah Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam)., sedangkan di kepala beliau terdapat bekas air. Maka kami berkata, “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau dalam keadaan senang.” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab, “Ya.” Kemudian orang-orang berbincang-bincang tentang kekayaan. Maka Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda:

“لَا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى اللَّهَ، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى اللَّهَ خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النَّعِيمِ”

Tidak mengapa kekayaan itu bagi orang yang bertakwa kepada Allah, dan sehat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa kepada Allah daripada kekayaan, dan senang hati lebih baik daripada kesenangan.

Ibnu Majah meriwayatkannya dari Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, dari Khalid ibnu Makhlad, dari Abdullah ibnu Sulaiman dengan sanad yang sama.

قَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنَا شَبَابَةُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْعَلَاءِ، عَنِ الضَّحَّاكِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَرْزَمٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ -يَعْنِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ-الْعَبْدُ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ: أَلَمْ نُصِحّ لك جسمك، ونُرْوكَ من الماء البارد؟ ”

Imam Tirmidzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdu ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Syababah, dari Abdullah ibnul Ala, dari Ad-Dahhak ibnu Abdur Rahman ibnu Arzab Al-Asy’ari yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda: Sesungguhnya yang mula-mula dipertanyakan kepada seorang hamba —yakni di hari kiamat nanti— mengenai kesenangan ialah dikatakan kepadanya. Bukankah Kami telah menyehatkan tubuhmu dan memberimu minum dengan air yang sejuk?”

Imam Tirmidzi meriwayatkannya secara munfarid.

Dan Ibnu Hibban meriwayatkannya di dalam kitab sahihnya melalui jalur Al-Walid ibnu Muslim, dari Abdullah ibnul Ala ibnu Zubair dengan sanad yang sama.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Muhammad ibnu Amr, dari Yahya ibnu Hatib, dari Abdullah ibnuz Zubair yang mengatakan bahwa Az-Zubair pernah mengatakan bahwa ketika turun firman-Nya: kemudian kalian pasti akan ditanyaipada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu . (At-Takatsur: 8) Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, nikmat apakah yang dipertanyakan kepada kami, padahal sesungguhnya makanan kami hanyalah kurma dan air saja?” Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam) menjawab:

“إِنَّ ذَلِكَ سَيَكُونُ”

Sesungguhnya pertanyaan itu akan ada.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini