Tantangan Dakwah dan Karakter Mubaligh
UM Surabaya

*)Oleh: Masro’in Assafanni
Wakil Ketua PDM Lamongan

Sejak zaman Nabi Adam AS., hakikatnya peranan dakwah sudah diawali dengan berdakwah pada keluarganya sendiri yaitu kepada anak-anaknya. Qobil dan Habil merupakan obyek awal dakwah Nabi Adam AS.

Kemudian Nabi Nuh berdakwah kepasa umatnya. Dengan keingkaran mereka selama kurun waktu 950 tahun tidak kunjung mengikuti Nabi Nuh, maka sampailah mereka ditenggelamkan banjir. Bahkan Istri dan anaknya pun tenggelam karena keingkaran dari dakwah Nabi Nuh AS.

Kemudian kepada para nabi dan rasul, hingga Nabi Muhammad SAW. Dengan tantangan muballigh akan membentuk karakter yang tangguh, menjadi muballigh yang tahan uji. Maka hingga kini tantangan dakwah terus mengalir, bahkan hingga kini.

Allah SWT berfirman:

وَحَآ جَّهٗ قَوْمُهٗ ۗ قَالَ اَتُحَآ جُّۤونِّيْ فِى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰٮنِ ۗ وَلَاۤ اَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهٖۤ اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ رَبِّيْ شَيْئًـا ۗ وَسِعَ رَبِّيْ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ

Dan kaumnya membantahnya. Dia (Ibrahim) berkata, Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?
(QS. Al-An’am 6: Ayat 80)

Kandungan Ayat,

1. Tantangan Dakwah ; “Dan kaumnya membantahnya.
2. Penjelasan ; “Dia (Ibrahim) berkata, Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku?
3. Keputusan ; “Aku tidak takut kepada (malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu.
4. Keyakinan ; “Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?”

Ibrah yaitu pelajaran yang bisa dipetik ;

Inilah tantangan dakwah (muballigh) sebagaimana Nabi Ibrahim menghadapi kaumnya. Sebagai pengemban risalah, Nabi Ibrahim semakin memberi peneguh pada kaumnya, bantahan kaumnya ditanggapi dengan jiwa tauhid.

Tauhid hasil dari proses yang secara alami didapat dari fenomena alam membentang yang dicipta Allah SWT. Qs. Al-Ambiya’/21; 51

Catatan

Karakter muballigh diantaranya;

1. Tantangan dijadikan sebuah modal penguat jiwa. Qs. Al-Ankabut/29; 2
2. Langkah semangat pantang menyerah. Qs. Al-Hanjj/22; 78
3. Jiwa muballigh terus menyala karena Allah akan membelanya. Qs. Muhammad/47; 7, Qs. Ali Imran/3; 160
4. Tentu tetap dengan hikmah wal mauidhotil hasanah. Qs. An-Nahl/16; 125, Qs. Yusuf/12; 108
5. Berjiwa pemaaf, yang memusuhi diharap akan menjadi benteng kekuatan perjuangannya. Qs. Ali Imran/3; 159

Do’a

قُلِ اللّٰهُمَّ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ عٰلِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ اَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْ مَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ

Katakanlah, Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang gaib dan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan.”
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 46)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini