Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Wahhab Ibnu Najdah Al-Huti, telah menceritakan kepada kami Al-Mugirah, telah menceritakan kepada kami Jarir ibnu Usman, dari Na’im ibnu Namihah yang mengatakan bahwa di antara isi khotbah yang diucapkan oleh Abu Bakar As-Siddiq r.a. adalah seperti berikut, bahwa tidakkah kalian ketahui bahwa kalian berpagi hari dan bersore hari sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan? Maka barang siapa yang mampu menghabiskan waktunya untuk beramal karena Allah (Subhanahu wa Ta’ala)., hendaklah ia mengerjakannya. Dan kalian tidak akan dapat meraih hal itu kecuali dengan pertolongan Allah (Subhanahu wa Ta’ala) Sesungguhnya ada suatu kaum yang menghabiskan waktu (usia) mereka untuk selain diri mereka. Maka Allah melarang kalian menjadi orang seperti mereka. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. (Al-Hasyr: 19) Manakah teman-teman kalian yang kalian kenal? Mereka telah menunaikan amal perbuatan mereka di masa lalu. Akhirnya mereka menerima balasannya, ada yang berbahagia dan ada yang celaka. Di manakah orang-orang yang sewenang-wenang yang terdahulu yang telah menghuni kota-kota besar yang mereka bentengi dengan tembok-tembok yang tinggi, kini mereka telah berada di bawah batu dan sumur. Dan ini adalah Kitabullah yang keajaibannya tidak pernah lenyap, maka ambillah penerangan darinya untuk menghadapi hari yang gelap. Dan ambillah penerangan dari sinar dan keterangannya. Sesungguhnya Allah telah memuji Zakaria dan ahli baitnya melalui firman-Nya: Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (Al-Anbiya: 90) Tiada kebaikan pada ucapan yang tidak dimaksudkan untuk mendapat rida Allah, dan tiada kebaikan pada harta yang tidak dibelanjakan kepada jalan Allah. Dan tiada kebaikan pada orang yang sifat jahilnya mengalahkan sifat penyantunnya. Dan tiada kebaikan pada orang yang takut kepada celaan orang yang mencela dalam membela agama Allah. Sanad asar ini jayyid dan semua perawinya siqah. dan gurunya Jarir ibnu Usman adalah Na’im ibnu Namihah, sepanjang pengetahuan saya tiada yang mempertentangkannya dan tiada pula yang mengukuhkannya, hanya saja Abu Daud As-Sijistani telah memutuskan bahwa semua guru Jarir adalah orang-orang yang berpredikat siqah. Dan Khotbah ini telah diriwayatkan melalui jalur-jalur lain yang menguatkannya; hanya Allah-Iah Yang Maha Mengetahui.
Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:
{لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ}
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga. (Al-Hasyr: 20)
Yakni antara mereka dan mereka tidaklah sama menurut hukum Allah (Subhanahu wa Ta’ala) kelak di hari kiamat, semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ}
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al-Jatsiyah: 21)
{وَمَا يَسْتَوِي الأعْمَى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلا الْمُسِيءُ}
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran. (Al-Mu’min: 58)
Dan firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:
{أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الأرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ}
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? (Shad: 28)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah memuliakan orang-orang yang berbakti dan menghina orang-orang yang durhaka. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
{أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ}
penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 20)
Yaitu orang-orang yang selamat dan terbebas dari azab Allah (Subhanahu wa Ta’ala)
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News